Biografi Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia

Selasa, 10 November 2020 | 12:36 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Biografi Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia

ILUSTRASI. Ki Hajar Dewantara


PROFIL - Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Tanggal itu ditetapkan dari peristiwa bersejarah Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945. 

Kata "Selamat Hari Pahlawan" pun menjadi trending di Twitter berkaitan dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara adalah seorang pahlawan Indonesia. 

Dia dikenal sebagai seorang pendidik dan mendapat julukan sebagai Bapak Pendidik Indonesia. Bahkan, hari kelahiran Ki Hajar Dewantara pada 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional. 

Lantas, seperti apa sosok Ki Hajar Dewantara? 

Baca Juga: Selain tawarkan bunga deposito tinggi, J Trust Bank ajak nasabah berdonasi

Biografi Ki Hajar Dewantara

Dirangkum dari laman resmi Kemendikbud, Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. 

Dia berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta, yang merupakan salah satu kerajaan pecahan Dinasti Mataram selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran.

Ki Hajar Dewantara menamatkan sekolah di ELS (Sekolah Dasar Belanda), lalu melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) meski tidak tamat lantaran sakit. 

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai aktivis sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang pemberani.  Dia juga menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Selain itu, pada 20 Mei 1908 ia sempat bergabung dengan Boedi Oetomo (BO) di Batavia (Jakarta) pada 20 Mei 1908.  Kemudian keluar dan mendirikan Indische Partij (IP) bersama Cipto Mangunkusumo serta Ernest Douwes Dekker atau Tiga Serangkai pada 25 Desember 1912.

Baca Juga: Jokowi pimpin upacara ziarah Hari Pahlawan di TMP Kalibata

Ki Hajar Dewantara dan Tiga Serangkai 

Ki Hajar Dewantara menyampaikan kritik terkait pendidikan di Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati oleh para keturunan Belanda dan orang kaya saja melalui tulisan-tulisannya. 

Kemudian, pada 1913, Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda karena tulisannya yang dianggap menghina pemerintah. Melalui Ki Hajar Dewantara, kata “Indonesia” dipakai di kancah internasional untuk pertama kalinya saat ia  mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische Persbureau di Den Haag. 

Di sisi lain, ia juga bergabung dengan Indische Vereeniging (IV) ketika di Belanda. Indische Vereeniging (IV) merupakan organisasi pelajar Indonesia di Belanda. Pada 6 September 1919, Ki Hajar Dewantara dipulangkan ke tanah air. Lalu, dia mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa di Yogyakarta. 

Baca Juga: Beli Pertamax Series dan Dex Series di MyPertamina, ada diskon Rp 250 per liter

Ki Hajar Dewantara juga telah mengajarkan filososi yang terkenal di dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.

Setelah Indonesia merdeka, dia diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di kabinet pertama di bawah pemerintahan Ir. Soekarno. 

Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Namun, dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, beliau wafat di Yogyakarta.

Selanjutnya: ​Tugu Pahlawan, monumen bersejarah pertempuran di Surabaya 10 November 1945

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani
Terbaru