PENDIDIKAN - JAKARTA. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2022. Siswa SMA kelas X saat ini bisa menerapkan ajaran yang fokus pada bakat dan minat masing-masing pelajar.
CEO Investree Adrian Gunadi mempunyai tips agar siswa bisa sukses sejak di bangku pendidikan sampai dunia kerja berkat Kurikulum Merdeka. Alumni SMA Pangudi Luhur Jakarta angkatan 94 itu menilai kurikulum baru bisa meningkatkan
"Ada Merdeka Belajar hal yang dibangun siswa temui minat dan bakat dimana. Misalnya kalau mau ke financial industry tekuni lalu pilih kampus nomor satu," ujar Adrian dalam keterangan tertulis, Senin (30/1).
Adrian memaparkan kesuksesannya juga berkat jaringan (network) yang ia bangun sejak di SMA Pangudi Luhur. Menurut Adrian network dengan teman-teman sejak di sekolah bisa membuat dia sukses hingga saat ini.
Baca Juga: Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementan Gelar Bimbingan Teknis Bagi Petani
"Balik ke network lihat secara keseluruhan bisnisnya apa network-nya dimana. Kalau di dunia kerja siapa yang harus membuat kerjaan kita lebih efisien," ungkap Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) tersebut.
Selain network, Adrian juga menyebut keterampilan non teknis (softskill) juga harus dimiliki siswa saat ini. Karena keahlian tersebut menurut Adrian bisa membantu siswa menuju kesuksesan baik di perguruan tinggi sampai dunia kerja.
"Misal punya softskill komunikasi atau memimpin, kamu bisa kasih arahan, bisa mencapai titik a ke b akan jadi satu modal atau bekal. Karena membangun bisnis atau startup softskill dimiliki seorang founder," katanya.
Sebelumnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan Merdeka Belajar sudah berubah menjadi sebuah gerakan. Salah satu metode Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis projek (project based learning). Siswa akan banyak berkolaborasi dan bekerja sama di dalam tim yang bisa menjadi bekal di masa depan.
"Di karir apa pun di masa sekarang dan masa depan, semuanya butuh kompetensi kerja kelompok, menggunakan logika dalam permasalahan, kemampuan komunikasi, dan integritas," kata Nadiem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News