Dan rendang pun tersaji di Hongkong

Selasa, 18 September 2012 | 09:50 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 17 - 23 September 2012

Pelesiran ke Hongkong mungkin bukan pengalaman asing bagi sebagian warga Indonesia. Tak sedikit masyarakat kita yang bepergian ke negara bekas jajahan Inggris ini untuk urusan bisnis, wisata, atau sekadar belanja.

Tapi, urusan makan sering menjadi kendala bagi sebagian orang kita saat melancong ke negeri seberang termasuk Hongkong. Maklum, banyak kuliner lokal yang tidak cocok dengan lidah orang Indonesia.

Nah, yang berencana terbang ke Hongkong tapi lidah Anda sedikit bermasalah dengan masakan setempat, enggak usah khawatir. Di negara ini ada kedai dan restoran yang menawarkan makanan khas Indonesia populer, lo.

Salah satu resto yang menjadi favorit warga Indonesia yang jalan-jalan ke Hongkong atau bekerja di negeri ini adalah So Bali Bali. Pemiliknya adalah Ruby So, warga negara Hongkong, putri Merry So yang lahir di Surabaya, Jawa Timur.

Resto ini terletak di kawasan elite Soho, Central, persisnya di Elgin Street 31. Daerah ini merupakan salah satu pusat kuliner di Hongkong. “Kawasan ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Hongkong yang banyak dikunjungi turis lokal dan asing,” kata Ruby.

Sesuai namanya, begitu Anda memasuki resto seluas 4 meter x 12 meter ini, suasana Bali langsung terasa. Di pojok ruangan tergantung lukisan penari Bali berukuran 1,5 meter x 1 meter. Sejumlah ornamen khas Pulau Dewata menambah kental atmosfer Bali di resto yang sanggup menampung 100 pe-ngunjung sekaligus ini.

Cuma, resto dua lantai yang buka mulai jam 12 siang sampai 12 malam ini tak hanya menyajikan makanan khas Bali. Sajian khas daerah Indonesia lainnya juga tersedia di sini. Misalnya, rendang daging, gado-gado, karedok, tahu telor, nasi goreng, dan sate. Namun, menu yang paling banyak dipesan pengunjung adalah rendang daging.

Oh, iya, restoran ini belum lama dibuka. Grand launching-nya baru awal Januari 2012. Hanya, sejak Juli 2011 So Bali Bali sudah beroperasi, dengan pengawasan dari pemerintah setempat untuk menguji kelayakan selama enam bulan.

Meski begitu, resto ini kerap menjadi tempat tongkrongan eksekutif Indonesia yang kebetulan sedang menggarap bisnis di Hongkong. Contoh, Direktur Utama Jamsostek Elvyn G. Masyaya. Tempat ini juga jadi tempat jamuan bagi tamu-tamu dari Konsulat Jenderal Indonesia di Hongkong. Tapi, tak sedikit ekspatriat Eropa dan Amerika yang makan di So Bali Bali.

Bumbu dari Indonesia

Sekarang, yuk, kita icip-icip rasa masakannya. Begitu Anda selesai memesan makanan, pelayan restoran langsung menyajikan teh tawar khas Hongkong. Sebagai teman menyeruput teh, ada camilan kerupuk pedas khas Jawa Timur.

Usai menandaskan secangkir teh hangat, seporsi rendang dalam piring yang berisi empat potong daging, yang menjadi menu favorit, tersaji di meja. Tampilannya begitu menggoda. Dan, sekuntum anggrek berwarna ungu di atas piring menambah cantik penampilan rendang ala So Bali-Bali.

Sepintas memang tak ada yang istimewa dengan rendang ala resto tersebut. Tapi, begitu kita menggigit sepotong daging, baru terasa istimewanya. Dagingnya sangat empuk dan lembut di mulut, tidak seperti kebanyakan rendang yang dijual di warung padang di Tanah Air. Jadi, jangan khawatir ada daging yang menyelip di gigi Anda. Bumbunya juga meresap ke dalam daging. Betul-betul nendang rasa rendangnya.

Untuk teman menyantap rendang nan gurih, Anda bisa memilih cah buncis. Resepnya sederhana saja, buncis segar ditumis dengan bawang putih utuh plus sedikit lumuran minyak wijen. Tapi, rasanya mantap, manis bercampur gurih.

Hanya, untuk tahu telur khas Surabaya, rasanya memang masih jauh dari aslinya. Tak ada rasa bawang putih yang tajam seperti layaknya tahu telur khas Surabaya. Juga tak terlihat taburan daun kucai yang bisa menambah kelezatan.

Ruby yang tidak ahli memasak tak bercerita banyak soal rahasia dapurnya. Tapi, untuk menjaga kualitas masakan agar benar-benar terasa Indonesia, ia merekrut tiga juru masak alias chef asli orang Indonesia. “Mereka rata-rata sudah bekerja di Hongkong selama 20 tahun dan menguasai pelbagai masakan Indonesia,” kata perempuan berparas cantik yang juga model di Hongkong ini. “Bumbu-bumbuan juga saya datangkan langsung dari Indonesia,” tambah Ruby.

Soal harga, makanan di resto ini memang terbilang agak mahal. Tapi, sebanding dengan rasa, apalagi sebagai obat rindu masakan Indonesia. Contoh, untuk menebus seporsi rendang daging, Anda perlu merogoh kocek HK$ 188 atau sekitar Rp 250.000. Lalu, harga tahu telor, gado-gado, dan karedok HK$ 78 per porsi, nasi goreng HK$ 108, serta ikan goreng bumbu bali HK$ 240.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Survei KG Media
Terbaru