TOKOH - Berkebun jadi pilihan Fajar Budiyono untuk mengisi waktu senggang. Di lahan seluas 700 meter persegi (m2), Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) ini menekuni hobinya tersebut.
Lokasi kebun masih di pekarangan rumahnya di daerah Depok, Jawa Barat. Mulai singkong, talas, hingga ubi, dia tanam. Selain umbi-umbian, ada juga buah-buahan, semisal pepaya dan jambu. "Semua saya tanam sejak 10 tahun lalu", ujar pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, 4 September 1966, ini.
Fajar memilih menanam umbi-umbian lantaran mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus. Cukup penyinaran dan curah hujan sedang, sudah bisa tumbuh. Sedang untuk bibit, awalnya ia peroleh dari rekannya yang lebih dulu berkebun.
Penuh semangat, Fajar bertutur, ada tiga manfaat yang dia rasakan dari melakoni hobi berkebun.
Pertama, menurunkan stres. Melihat sesuatu yang berwarna hijau sekaligus menikmati alam, menurut dia, bisa membantunya menetralkan stres.
Kedua, merawat kesehatan. Jelas, menanam dan mengurus tanaman membuatnya bergerak aktif hingga mengeluarkan keringat. Bahkan, Fajar mengungkapkan, sekali berkebun, dirinya bisa menghabiskan waktu setengah hari.
Ketiga, membikin rumahnya kelihatan sejuk dan asri. "Jadi lebih nyaman dan betah juga untuk ditinggali. Tentu, harus dirawat", imbuh alumni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi ini.
Lantaran hobi, Fajar tidak menjual hasil panen kebunnya. Ia hanya menikmati sendiri dan membagi-bagi hasil panen ke tetangga. "Justru di situ letak kepuasannya", katanya.
Meski begitu, Fajar masih belum puas. Dia berharap, suatu saat nanti bisa punya lahan yang lebih luas lagi untuk berkebun. Tentu, agar hobinya lebih bisa ia maksimalkan.
Semoga terwujud, ya, Pak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News