WISATA - JAKARTA. Nomadic tourism tengah naik daun. Saat ini, ada empat proyek percontohan nomadic tourns yang tengah dikembangkan, yakni Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, dan Borobudur.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengundang wisatawan untuk menikmati sensasi nomadic tourism di Glamping (Glamorous Camping) De’Loano dan Pasar Digital di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Sekedar informasi, Glamping De’Loano adalah bagian dari nomadic tourism di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Glamping De Loano dilengkapi dengan amenitas nomadic berupa glamp camp, home pod, dan karavan. "Glamping De’Loano ini bagian dari pendukung Borobudur," kata Arief dalam siaran pers, Sabtu (16/2).
Glamping De’Loano merupakan sinergi antara Badan Otorita Borobudur (BOB) dengan Perum Perhutani. Pada tahap awal BOB menggunakan lahan seluas 1,3 hektare dari total keseluruhan lahan zona otorita sekitar 308 hektare untuk percontohan (show case) serta dalam rangka mengundang investor.
“Bisnis nomadic tourism banyak diminati investor karena karakter bisnis ini murah, cepat operasional, dan cepat kembali modal sesuai dengan karakter pasar potensial yang disasar yaitu para wisatawan milenial,” tambah Arief.
Glamping De’Loano hanya berjarak 10 kilometer sebelah utara bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita menjelaskan, keberadaan Glamping De’Loano juga sebagai proyek percontohan yang dikembangkan oleh Badan Otorita di bawah Kemenpar diharapkan akan memberikan multiplier effect bagi masyarakat setempat. “Glamping De’Loano adalah show case. Konsepnya kami buat percontohan masyarakat kemudian mengundang investor untuk berinvestasi,” kata Indah Juanita.
Glamping De’Loano menyiapkan 11 tenda eksklusif terdiri dari satu buah mushola dan 10 tenda inap (1 tenda VIP berkapasitas 4 orang dan 9 tenda berkapasitas 6 orang) total kapasitas inap mencapai 60 orang.
Menempati lahan 1,3 hektare di kawasan perbukitan yang berudara sejuk, di lokasi glamp camp tersebut dilengkapi sejumlah fasilitas antara lain tourism information semi outdoor restoran, outdoor cinema, cozy seating spot, toilet umum, dan spot-spot foto menarik atau instragramble banyak diminati wisatawan milenial.
Selain itu untuk meningkatkan peran masyarakat setempat, BOB menggandeng GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Purworejo membuat pasar digital di Desa Sedayu, yang berjarak 15 menit berjalan kaki dari lokasi glamp camp. Pasar Digital Sedayu tersebut menjual produk kerajinan dan kuliner yang dihasilkan oleh masyarakat setempat kepada wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News