Jonathan Tahir CEO Mayapada Healthcare: Leadership bukan It's My Way or The Highway

Sabtu, 07 November 2020 | 06:30 WIB   Reporter: Yuwono Triatmodjo
Jonathan Tahir CEO Mayapada Healthcare: Leadership bukan It's My Way or The Highway

ILUSTRASI. Jonathan Tahir selaku Group CEO Mayapada Healthcare Group. Photo Dok. Pribadi


TOKOH - JAKARTA. Terlahir sebagai anak seorang taipan, bukan berarti tidak ada perjuangan dalam kehidupan seorang Jonathan Tahir. Putra bungsu dari pasangan Dato Sri Tahir dan Rosy Riady ini, justru mendapat tantangan besar dari sang ayah.

"You harus lebih hebat dari saya," tutur Jonathan menirukan ucapan sang ayah, Dato Sri Tahir, kepada KONTAN, Rabu (4/11). Cucu dari pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady ini pun sadar, mewujudkan harapan ayahnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Pria kelahiran Singapura 26 Februari 1987 menyadari, dirinya masih harus banyak belajar. Keinginannya untuk banyak belajar, mendorong pemilik gelar Bachelor of Science in Business Administration dari National University of Singapore ini memegang bisnis kesehatan di bawah kendali Mayapada Healthcare yang mengoperasikan Mayapada Hospital.

Pria berusia 33 tahun tersebut, saat ini menjabat Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Komisaris Utama PT Mayapada Healthcare Group yang merupakan enitas induk terakhir dari PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk (SRAJ).

SRAJ merupakan emiten yang mengoperasikan Mayapada Hospital. Di SRAJ, Jonathan juga memegang menjabat komisaris, sejak perusahaan ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 silam. "Sejak lima tahun lalu, saya lebih banyak mengurusi bisnis Mayapada Healthcare," tutur ayah dari tiga orang anak tersebut.

Keputusan Jonathan fokus menggarap bisnis Mayapada Healthcare dikarenakan dia ingin mengembangkan diri secara maksimal. "Di sini (Mayapada Healthcare) tiada famili. Saya bisa lebih berkarya di sini. Bisa membangun secara langsung," ucap Jonathan.

Karena minimnya peran keluarga, maka Jonathan memiliki prinsip harus menjadi orang yang rasional. Artinya, dia membutuhkan pembelajaran dari para profesional untuk mendapatkan masukan, sebelum dia mengambil keputusan tepat bagi perusahaan.

"Leadership itu bukan it's my way or the highway. Saya tidak mau orang hanya bilang iya saja, atas apa yang saya inginkan. Saya membutuhkan tim yang bagus," imbuh Jonathan.

Editor: Yuwono triatmojo

Terbaru