Kebijakan untuk Mengurangi Dampak Inflasi, Pengertian, Jenis, Tujuan, & Instrumennya

Rabu, 20 April 2022 | 14:02 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Kebijakan untuk Mengurangi Dampak Inflasi, Pengertian, Jenis, Tujuan, & Instrumennya

ILUSTRASI. Kebijakan untuk Mengurangi Dampak Inflasi, Pengertian, Jenis, Tujuan, & Instrumennya. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Kebijakan fiskal untuk menekan dampak inflasi

Melansir dari Modul Ekonomi Kelas XI Kemendikbud Ristek, kebijakan fiskal merupakan kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam mengelola keuangan negara.

Kebijakan ini merujuk pada kebijakan suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. 

Kebijakan fiskal terbatas hanya pada sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang ada pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk memperbaiki kondisi perekonomian negara. 

Terdapat empat fungsi dari kebijakan fiskal, diantaranya:

  • Fungsi alokasi: Merupakan fungsi utama untuk menentukan pengalokasian dana yang tepat
  • Fungsi distribusi: Fokus pada penyaluran dana pemerintah pada setiap segmen ekonomi.
  • Fungsi stabilitas: Kebijakan yang dikeluarkan bertujuan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang stabil. 
  • Fungsi pembangunan: Mendorong pembangunan ekonomi yang dapat diukur dengan indikator pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Beasiswa Pendidikan Indonesia Tahun 2022

Instrumen dalam kebijakan fiskal diantaranya sebagai berikut ini: 

1. Sistem perpajakan

Dengan meningkatkan tarif pajak dengan tujuan memperkuat kas pemerintah dan memperbesar pengeluaran yang bersifat umum. 

Pemerintah juga bisa menurunkan tarif pajak dengan tujuan memberikan kesempatan perusahaan berinvestasi dan meningkatkan konsumsi. 

2. Politik anggaran

Dengan kebijakan politik anggaran, pemerintah bisa menjalankan politik anggaran berimbang maupun tidak berimbang. 

Jika menjalankan anggaran berimbang maka pengeluaran APBN dibuat sama dengan sisi penerimaan sehingga stabilitas ekonomi terjaga. 

Sedangkan anggaran tidak berimbang dibagi lagi menjadi anggaran defisit dan anggaran surplus. Anggaran defisit merupakan situasi dimana anggaran pengeluaran lebih besar dari penerimaan. 

Sebaliknya, anggaran surplus merupakan situasi dimana anggaran penerimaan lebih besar dari anggaran pengeluaran. 

Kemudian ada kebijakan anggaran dinamis dimana ciri-ciri anggaran ini adalah selalu meningkat dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya. 

Baca Juga: Syarat dan Jadwal Kegiatan Seleksi Mandiri ITB Tahun 2022, Ini Informasinya

3. Pinjaman pemerintah

Langkah ini dilakukan saat pemerintah mengutamakan mengejar tingkat pertumbuhan ekonomi. Tujuan dari kebijakan ni adalah membiayai pengeluaran pemerintah dan menekan inflasi.

Pemerintah akan melakukan pinjaman pemerintah dengan cara menjual Surat Utang Negara atau SUN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru