Senada dengannya, kapten Atalanta, Alejandro Gomez, juga mengakui bahwa laga Atalanta vs Valencia di San Siro adalah biang kerok Covid-19 di Italia. "Pada awalnya, banyak sekali misinformasi, kami menganggapnya remeh," ujar Gomez dikutip dari Football Italia.
"Kami pikir itu adalah flu biasa dan kami bisa melanjutkan pertandingan secara normal. Ketika kematian muncul, kami mulai khawatir. Seseorang di San Siro sudah terjangkit. Kami semua menunggu apakah semua dari kami memperlihatkan gejala," tambahnya.
"Mengizinkan memainkan laga tersebut sangat ngeri. Tidak ada pengecekan dari Valencia, semuanya sangat santai. Saya pikir situasi di Bergamo saat ini ada hubungannya dengan laga Liga Champions tersebut. Ada 12.000 penduduk di sini dan 45.000 penonton di Stadion San Siro saat itu," tegas dia.
Baca Juga: Mengapa tingkat kematian akibat corona di Italia paling tinggi?
Meski tidak digelar di Bergamo, rakyat Bergamo berbondong-bondong menuju Milan untuk menyaksikan tim kesayangan mereka, Atalanta, melawan Valencia walau harus menempuh jarak sejauh 60 km.
Setidaknya pada laga tersebut ada lebih dari 45.000 orang yang memadati Stadion San Siro, termasuk juga suporter Valencia yang bertandang. Laga tersebut terpaksa digelar di Stadion Giuseppe Meazza karena markas Atalanta di Atleti Azzurri d’Italia, Bergamo, tidak lolos standar UEFA untuk menggelar laga Liga Champions.
Kini, Italia menjadi penyumbang korban jiwa tertinggi di dunia. Hingga Kamis (26/3), jumlah kasus terinfeksi virus corona di Italia sebanyak 74.386 kasus. Dengan 7.503 di antaranya meninggal dunia. Kabar baiknya, 9.362 jiwa berhasil sembuh dari virus corona. (Mochamad Sadheli)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tinta Emas Atalanta di Liga Champions "Dibayar" Ribuan Nyawa".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News