INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Kementerian Pariwisata mulai menerapkan mobile positioning data (MPD) untuk bisa membuat kebijakan yang bisa mengembangkan industri pariwisata. Sebab MPD ini bisa mengetahui perkembangan statistik kunjungan wisatawan yang nyaris real time.
Maklum, metode MPD tersebut sudah banyak dipakai banyak negara. "MDP dapat digunakan untuk mengukur sentimen destinasi, originalitas, minat visitor. Data dan informasi tersebut nantinya bisa digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan cepat terkait aktivitas marketing 3P (Perfomance, Promotion, dan Projectnya)," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangan yang diterima KONTAN, Rabu (28/3).
Arief Yahya berpendapat data dan informasi yang disajikan melalui metode MDP ini bersifat near real-time dan bisa digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan cepat terkait program yang akan dijalankan oleh Kementerian Pariwisata.
Dari data MPD tersebut, pihak berwenang bisa mengetahui secara detil kemana saja turis berkunjung ke destinasi wisata. Selain itu mereka membeli buah tangan apa saja. Suka makan apa dan dimana, dan yang lainnya. Alhasil, promosi bisa dilakukan secara tepat.
Sejak tahun 2016, Indonesia sudah memanfaatkan teknologi MDP untuk pencatatan wisman lintas batas di 29 kabupaten. Metode ini dilakukan pada pintu-pintu masuk perbatasan yang belum ada tempat pencatatan imigrasi sehingga lebih memudahkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News