Kenapa bisa terjadi hujan es? Ini penjelasan dan tandanya

Kamis, 23 September 2021 | 11:59 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Kenapa bisa terjadi hujan es? Ini penjelasan dan tandanya

ILUSTRASI. Ilustrasi cuaca ekstrem penyebab hujan es di Indonesia. (WARTAKOTA/Henry Lopulalan)


CUACA EKSTREM - Jakarta. Hujan es adalah fenomena cuaca yang akhir-akhir ini terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Hujan es di Indonesia terjadi salah satunya di Kota Depok.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan. 

“Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan disertai petir dan angin kencang serta hujan es,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab).  

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan tanda-tanda terjadinya cuaca ekstrem dapat mulai dirasakan di wilayah Jabodetabek. 

Selasa (21/09/2021) kemarin, hujan es yang disertai angin kencang terjadi di sekitar Kota Depok dan menyebabkan pohon tumbang serta menimbulkan beberapa kerusakan lainnya. 

Baca Juga: Cuaca hari ini di Jabodetabek sebagian hujan, waspada angin kencang

Indikasi terjadi hujan es

Hujan es adalah fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrem. Hujan es terjadi karena adanya awan Cumulonimbus (CB). 

Pada awan ini terdapat tiga macam partikel (yaitu) butir air, butir air super dingin, dan partikel es.

Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es atau hail dapat terjadi tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB) tersebut.

Biasanya awan berbentuk berlapis-lapis seperti bunga kol. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam.

Dirangkum dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kejadian hujan es atau hail disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

Baca Juga: Cuaca besok di Jawa dan Bali: Bandung cerah berawan, Yogyakarta hujan ringan

Indikasi terjadinya hujan lebat atau hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat adalah sebagai berikut: 

  • Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
  • Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
  • Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
  • Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
  • Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
  • Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri.
  • Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
  • Jika 1 - 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Selanjutnya: Cuaca besok di Jabodetabek sebagian hujan, waspada angin kencang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani
Terbaru