Kenapa hari valentine kerap identik dengan coklat?

Minggu, 14 Februari 2021 | 09:49 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Kenapa hari valentine kerap identik dengan coklat?

ILUSTRASI. Perajin menata cokelat bertema valentine di industri skala rumahan Coklat Mentari di kawasan Kranji, Bekasi, Kamis (4/2). Kreasi cokelat tersebut dijual seharga Rp.3.500 hingga Rp.70.000. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/nz/10.


COKELAT - JAKARTA. Jelang Valentine Day (Hari Valentine), tak sedikit masyarakat yang mulai sibuk menyiapkan kado untuk pasangannya.  Selain bunga, Valentine juga identik dengan cokelat sebagai ungkapan cinta atau kasih sayang. 

Biasanya cokelat dikemas dalam kotak yang didekorasi dengan cantik dan disandingkan dengan bunga-bunga berlambang cinta. Lalu, sebetulnya mengapa hari Valentine identik dengan cokelat? 

Berikut ulasannya melansir dari Smithsonian Magazine dan History.com. 

Baca Juga: Cek harga HP Xiaomi Redmi terbaru, ada banyak pilihan HP Rp 1 jutaan

Kenapa cokelat identik dengan Valentine?  
Cokelat merupakan simbol kasih sayang, kenyamanan, dan sensualitas. Dulu makanan ini dianggap sebagai barang mewah dan hanya diperuntukkan untuk suku elit, yakni suku Maya dan Aztec. Mereka percaya bahwa cokelat memiliki manfaat bagi kesehatan.  

Seiring berjalannya waktu, sekitar 1600-an, cokelat mulai menyebar ke wilayah Eropa. Namun saat itu cokelat belum dikaitkan dengan perayaan Valentine.  

Pada 1840-an, gagasan Valentine sebagai hari libur untuk merayakan kasih sayang mulai dilakukan sebagai besar wilayah Eropa. Masyarakat memberikan hadiah kepada pasangannya untuk merayakan hari kasih sayang tersebut.   

Datanglah Richard Cadburry, seorang keturunan keluarga produsen cokelat Inggris yang bertanggung jawab atas penjualan cokelat. Guna meningkatkan penjualannya, Cadburry melakukan inovasi pada produk cokelat yang dijual. 

Baca Juga: Cocok untuk gaming ringan, harga HP OPPO A53 RAM 4 GB hanya Rp 2 jutaan

Ia pun menambahkan mentega pada biji kakao untuk menghasilkan rasa cokelat yang lebih enak. Dari sinilah, Cadburry tidak sengaja menghasilkan varian cokelat baru yang disebut dengan dark chocolate atau cokelat masak pekat.  

Menyadari peluang bisnisnya, Cadburry mulai menjual varian cokelat ini dengan dikemas menggunakan kotak yang indah. Ia menaruh gambar Cupid dan bunga mawar di atas kotak berisi cokelat berbentuk hati. Dari sinilah muncul gagasan cokelat sebagai hadiah Valentine.  

Masyarakat pada era Victoria tahu bahwa cokelat merupakan simbol kasih sayang dan rayuan. Laki-laki muda lantas menggunakan cokelat untuk mendekati perempuan.  

Memberikan sekotak cokelat untuk perempuan muda adalah cara pria memperlihatkan kasih sayangnya. 

Namun, karena cokelat pada era Victoria diibaratkan dengan hubungan dan seks, buku etiket pada masa itu mengingatkan perempuan lajang untuk tidak menerima cokelat dari laki-lai tidak dikenal. 

Baca Juga: Mobil listrik Microlino segera diproduksi, yuk kita intip penampakannya

Perempuan pada masa itu juga tabu untuk memberikan cokelat kepada laki-laki. Hanya perempuan berani yang melakukannya. Seiring waktu, kesan cokelat yang tabu mulai hilang. 

Dari Eropa, budaya memberikan cokelat pada Hari Valentine juga mulai merambah ke seluruh dunia termasuk Indonesia. 

Mengenai Hari Valentine sendiri, sebenarnya ini ditujukan untuk menghormati martir Katolik bernama Valentine. Walau sebetulnya Hari Valentine bukanlah hari kasih sayang, melainkan simbol penghormatan. (Lea Lyliana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Valentine Day Identik dengan Coklat? "

Selanjutnya: ​Inil arti Shio Kerbau dan daftar lengkap 12 shio yang lain

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tendi Mahadi

Terbaru