Kisah menarik di balik penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Selasa, 04 Agustus 2020 | 13:02 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Kisah menarik di balik penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

ILUSTRASI. Kisah menarik dibalik penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia


EDUKASI - Teks proklamasi merupakan bagian penting dari kemerdekaan Indonesia. Naskah yang dibacakan Soekarno ini menjadi bukti Indonesia telah merdeka dari penjajahan. 

Pembacaan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta menjadi peristiwa yang sakral dan bersejarah. Tetapi, proses perumusan teks proklamasi juga menarik untuk dibahas. 

Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta terwujud. Ada banyak peristiwa yang mengiringi kemerdekaan negeri tercinta. 

Berawal dari jatuhnya bom atom di dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, membuat Jepang menyerah pada sekutu. Bersumber dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

Baca Juga: Damn I Love Indonesia gandeng Element hasilkan sepeda Kemerdekaan, ini harganya

Peristiwa penting tersebut diketahui oleh golongan muda Indonesia melalui siaran radio BBC Inggris. Melihat ada kesempatan untuk merdeka, kaum muda kemudian mendesak golongan tua untuk segera menyatakan kemerdekaan. 

Belum ada pernyataan resmi dari Jepang membuat golongan tua menolak. Mereka memilih menunggu hingga 24 Agustus 1945, tanggal yang ditetapkan Jepang sebagai hari kemerdekaan Indonesia. 

Tidak ingin kemerdekaan Indonesia diberikan oleh Jepang, pada 15 Agustus 1945, dwitunggal "diculik" oleh golongan muda.

Sukarni, Wikana, dan Chairul Saleh membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Mereka berharap keduanya berubah pikiran dan segera menyatakan kemerdekaan.

Baca Juga: Gara-gara corona, upacara peringatan hari kemerdekaan hanya akan diikuti 20 orang

Hingga 16 Agustus 1945, dwitunggal tetap teguh pada pendiriannya. Ahmad Soebardjo kemudian meminta golongan muda membebaskan Soekarno dan Hatta. 

Golongan muda bersedia membebaskan Soekarno dan Hatta, dengan syarat kemerdekaan dinyatakan esok harinya. Saat itu juga, rombongan golongan muda dan tua berangkat menuju rumah Laksamana Maeda. 

Di rumah ini lah teks proklamasi disusun. Dikutip dari laman Sekretariat Negara, ruang makan milik Maeda menjadi tempat penyusunan teks proklamasi. Tuan rumah, Laksamana Maeda memilih untuk tidak terlibat dan menunggu di kamarnya. 

Penyusunan naskah teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Kalimat pertama teks proklamasi merupakan ide dari Ahmad Soebardjo. Dan kalimat terakhir teks merupakan sumbangan dari Hatta. 

Baca Juga: Sambut HUT ke-75 RI, helikopter kenegaraan dicat merah putih

Teks proklamasi tulisan tangan

Teks proklamasi hasil ketikan

Segera setelah teks proklamasi disusun, Sayuti Melik mengetik teks tersebut. Ada beberapa perubahan yang dibuat oleh Sayuti Melik saat mengetik teks proklamasi. Perubahan tersebut antara lain:

  • Tempoh yang diubah menjadi tempo
  • Wakil-wakil bangsa Indonesia menjadi atas nama bangsa Indonesia
  • Tambahan nama Soekarno-Hatta
  • Djakarta, 17-8-05 menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05.

Teks proklamasi berupa tulisan tangan Soekarno sempat dibiarkan begitu saja. BM Diah yang juga ikut dalam perumusan, kemudian mengambil dan menyimpannya. Pada 1993, BM Diah menyerahkan naskah proklamasi tersebut kepada Presiden Soeharto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana
Terbaru