Liga Kompas U-14 Powered by BRI: Disiplin dan Mimpi Anak Bangsa

Senin, 05 Mei 2025 | 08:20 WIB   Reporter: SS. Kurniawan
Liga Kompas U-14 Powered by BRI: Disiplin dan Mimpi Anak Bangsa

ILUSTRASI. Liga Kompas U-14 2024/2025 Powered by BRI


SEPAK BOLA - JAKARTA. Liga Kompas U-14 Powered by BRI memasuki pekan terakhir musim kompetisi 2024-2025, Minggu (4/5/2025). 

Selama 15 pekan, sebanyak 16 sekolah sepak bola peserta Liga Kompas bertanding di Stadion Kera Sakti, Tangerang Selatan, Banten.

Dua pertandingan penentu gelar juara akan berlangsung sengit di Stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang. 

Persigawa bakal bentrok dengan Serpong City, sementara Babek SS menghadapi tantangan dari OneWay SS. Kedua laga ini menjadi penentu siapa yang akan menggenggam trofi musim ini.

Babek SS saat ini berdiri kokoh di puncak klasemen dengan 39 poin dari 14 laga, menjadikannya kandidat terkuat untuk keluar sebagai kampiun. 

Namun, bayang-bayang Persigawa yang membuntuti di posisi kedua dengan 36 poin masih menyimpan potensi kejutan. Dengan selisih hanya tiga angka, peluang untuk membalikkan keadaan di laga pamungkas masih sangat terbuka.

Dua pertandingan pada saat penutupan Liga Kompas berlangsung ketat karena akan menentukan siapa yang menjadi juara. 

"Dua tim terkuat akan menghadapi lawan masing-masing, yang juga berjuang untuk menembus posisi lima besar," kata Emilius Caesar Alexey, Direktur Liga Kompas.

Baca Juga: Songsong Kebangkitan Jakarta, LPS Monas Half Marathon 2025 Bidik 6.000 Pelari

Pekan Raya LKG

LKG tak sekadar kompetisi sepak bola usia muda, tetapi juga menjadi ajang selebrasi lewat gelaran Pekan Raya LKG. Dalam atmosfer penuh semangat, pekan raya ini menghadirkan berbagai kegiatan inspiratif. 

Mulai dari LKG Lounge sebagai ruang diskusi dan relaksasi, sesi coaching yang mempertemukan talenta muda dengan pelatih berpengalaman, hingga awarding yang mengapresiasi kerja keras dan sportivitas para peserta. 

Semua dirancang untuk menumbuhkan jiwa kompetitif sekaligus memperkuat karakter generasi sepak bola masa depan.

Penutupan acara akan semakin semarak dengan hadirnya LKG Lounge, ruang interaktif yang dirancang khusus untuk memperkenalkan Liga Kompas kepada anak-anak pecinta sepak bola dan para orangtua mereka. 

Di sini, pengunjung bisa menggali lebih dalam nilai-nilai yang diusung Liga Kompas, rekam jejaknya selama ini, hingga deretan alumni yang kini telah bersinar di panggung nasional.

Tak kalah menarik, sesi coaching clinic akan digelar bersama sosok inspiratif: Firman Utina, Direktur Akademi Dewa United. 

Firman akan membimbing puluhan pemain muda berusia 8-12 tahun dalam pelatihan eksklusif yang sarat motivasi dan semangat juang.

Sebagai penutup, momen penghargaan akan menjadi sorotan dengan penyerahan trofi bagi para pemain terbaik. 

Dimas Anggara dari Babek SS dinobatkan sebagai Pemain Terbaik April, Firki Pratama Gunawan dari Persigawa sebagai Kiper Terbaik, dan Rayina Pamungkas dari Babek SS menyabet gelar Pencetak Gol Terbanyak. 

Penghargaan terhadap juara, pemenang kedua, dan pemenang ketiga juga diberikan kepada SSB yang menempati tiga besar di puncak klasemen akhir. 

Selain itu, Liga Kompas akan mengumumkan 18 pemain yang akan diberangkatkan untuk mengikuti Piala Gothia di Swedia. Ke-18 pemain tersebut juga akan mendapat tabungan pendidikan dari BRI. 

Baca Juga: Bank Jateng Borobudur Marathon 2024, Perputaran Ekonomi Lokal Capai Puluhan Miliar

Disiplin ketat

Setelah digelar selama 12 musim, karena ada hiatus tiga tahun akibat pandemi, Liga Kompas telah menghasilkan banyak pemain yang ikut meramaikan Liga 1 dan Liga 2, serta menjadi anggota tim nasional di berbagai kelompok umur dan timnas senior.

Liga Kompas didesain sebagai liga pendidikan dengan visi “mendidik manusia melalui sepak bola”. Pendidikan melalui sepak bola dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai fair play, respect, dan disiplin secara ketat. 

Semua komponen tim, mulai dari pelatih, manajer, pemain, sampai orangtua sebagai supporter diwajibkan menaati berbagai aturan yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut. 

Tindakan keras dan kata-kata yang kasar dari siapapun dalam komponen tim dapat berakibat pada sanksi bagi SSB yang bersangkutan.

Selain itu, semua pelatih diwajibkan memberikan kesempatan bermain kepada semua pemain yang tercantum dalam daftar pemain. Setidaknya satu kali tampil selama 15 menit setiap tiga pekan. 

Pemerataan menit bermain menjadi kewajiban agar semua pemain merasakan pengalaman bertanding, apapun kualitas permainan mereka.

Liga Kompas ingin semua pemain merasakan pengalaman berlatih, bertanding, dan evaluasi secara rutin setiap pekan, agar mereka terdorong untuk meningkatkan kualitas diri masing-masing. 

"Melalui sepak bola, kami juga ingin mereka belajar disiplin, taat, aturan, dan menghormati semua orang," ujar Emilius. 

Ia menambahkan, pembelajaran dan pengalaman itu sangat penting bagi masa depan para pemain. Tidak semua pemain remaja akan menjadi pemain sepak bola profesional. 

Namun, jika mereka terbiasa disiplin, taat aturan, hormat kepada orang lain, dan terbiasa berkompetisi, mereka akan menjadi pribadi yang sukses di jalan karier apapun yang mereka pilih kelak. 

Selanjutnya: Raharja Energi Cepu (RATU) Bakal Akuisisi Dua Blok Migas Produksi di Jawa & Sumatra

Menarik Dibaca: Weak Hero Class dan 5 Rekomendasi Serial Tentang Kenakalan Remaja di Netflix

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan
Terbaru