"Nah, ini semua yang kami persiapkan dengan tujuan agar wisatawan nyaman saat berkunjung dan mau kembali lagi," paparnya.
Made menambahkan, dengan mengambil momentum tersebut, Dinas Pariwisata Malang sudah mempersiapkan sejumlah program yang akan mendukung hal ini. Pertama, memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). "Hal ini sebenarnya sudah kita lakukan dengan pembentukan bidang-bidang. Kami punya empat bidang ya. Bidang budaya, industri, destinasi, kemudian bidang pemasaran. Semua mengerucut bagaimana kita meningkatkan mutu SDM," papar Made.
Baca Juga: Kawah Bromo ternyata masih banyak menyimpan cerita misterius
Made menargetkan, semua SDM yang ada di Kabupaten Malang merupakan SDM yang sadar wisata beberapa tahun ke depan. Itu sebabnya, Dinas Pariwisata Malang sangat gencar melakukan sosialisasi dengan mendatangi desa-desa. Sosialisasi dilakukan dengan memperkenalkan kelompok sadar wisata atawa pokdarwis dengan penekanan pada Sapta Pesona.
"Sehingga mereka bisa mengerti apa yang yang seharusnya dilakukan oleh tuan rumah, bagaimana pelayanannya, bagaimana menjamu tamu, dan lain sebagainya," kata Made.
Kedua, membuat event-event bertaraf nasional dan internasional. Tujuannya adalah memberikan alternatif hiburan kepada wisatawan. Beberapa event yang terbilang sukses dihelat oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Malang antara lain Malang Beach Festival, Malang Fashion Concerto, hingga Malang Fashion Week.
Made menargetkan, dengan adanya program-program yang dijalankan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Malang bisa naik 10% di setiap tahunnya. "Kami optimistis, karena kita memiliki 164 destinasi yang luar biasa. Semua ada di Malang mulai dari laut, gunung, desa wisata, pantai, dan masih banyak lagi. Paket komplet, pokoknya," tandas Made.
Salah satu ikon Kabupaten Malang adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Selain itu, Kabupaten yang masih memiliki sisa peninggalan Kerajaan Singasari ini juga memiliki garis pantai lebih dari 100 kilometer (km) yang juga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata.
Baca Juga: Mengintip bisnis homestay 'Desa di Atas Awan'
Dua destinasi tersebut otomatis bakal membuka potensi lainnya. Wisata kuliner, misalnya, dipastikan bakal menggeliat. Bukan hanya itu, potensi lainnya seperti bisnis penginapan yang dikelola oleh warga setempat atawa homestay, bahkan perhotelan bakal terus berkembang. Alhasil, perekonomian lokal terus meningkat.
Plataran Hotels and Resort tak mau ketinggalan peluang tersebut. Setidaknya sejak 2018 Hotel Plataran Bromo yang terletak di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuran, Jawa Timur ini beroperasi.
Plataran Bromo bukan hanya menawarkan akomodasi yang nyaman dan mewah, tapi juga menjaga kearifan lokal setempat.
Salah satunya, dengan membangun pura yang menjadi tempat ibadah warga lokal. Plataran Bromo juga menawarkan para tamunya berwisata dengan mengunjungi destinasi Desa Wonokitri dan mengunjungi Taman Edelweiss yg dikelola oleh warga lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News