Beberapa pekan lalu di Indonesia digelar ajang pemilihan pria dengan penampilan otot terbaik. Jangan salah, ajang yang dibuat oleh perusahaan produsen makanan dan minuman ini bukan kejuaraan binaragawan. Mereka adalah orang biasa yang memiliki tubuh indah dengan otot kekar, berbentuk, dan kencang. Tubuh idaman kaum adam dan hawa.
Tubuh dengan perut six pack dan lengan yang kekar bukan monopoli binaragawan. Kita semua bisa pula memiliki. Namun, banyak orang menganggap pembentukan otot bukan menjadi tujuan utama seseorang dalam berolahraga.
Tak sedikit orang yang menganggap tubuh berotot itu tak terlalu penting. Padahal, menurut dr Angelica Anggunadi, Sport Physician di Indonesia Sport Medicine Center, melatih otot bisa menunjang kekuatan dan vitalitas tubuh dan secara tidak langsung bisa menghindarkan kita dari beragam penyakit. Dengan melatih otot, tubuh akan dipaksa berolahraga. "Selain itu penampilan juga terlihat lebih baik jika berotot," kata dia.
Otot merupakan alat penggerak rangka tubuh. Jaringan otot biasanya menempel di tulang dan sendi tubuh.
Secara garis besar, otot dibagi menjadi dua, otot mayor dan otot minor. Fungsi otot mayor atau otot besar seperti di paha dan lengan adalah sebagai penggerak utama. Ia selalu bekerja bersama otot-otot kecil disekitarnya untuk membantu gerakan tubuh.
Jika tidak dilatih dengan latihan beban, kedua jenis otot tersebut akan cenderung lemah. Sebaliknya, jika dilatih dengan angkat beban, otot akan membesar dan memiliki kekuatan. "Jangan salah kaprah, melatih otot itu bukan sekadar membuatnya besar, tapi memperkuat," sambung Angelica.
Orang yang sering melatih ototnya, biasanya memiliki kekuatan fisik yang lebih bagus dan tidak mudah lelah jika berolahraga dibanding orang yang sekedar berolahraga cardiovaskular. "Kebugaran dan kelenturan otot yang bagus menunjang aktivitas sehari-hari," imbuh dr Ichwan Zein.
Wanita bisa berotot
Tubuh berotot bak Hulk, tokoh komik Marvel tidak hanya bisa dimiliki oleh kaum Adam. Menurut Angelica, wanita bisa memiliki tubuh sekekar manusia hijau. Banyak selebritis wanita yang serius melatih ototnya, sebut saja Madonna atau Jessica Beil. "Wanita juga memiliki hormon testosteron yang membantu pembesaran otot," katanya. Untuk menambah hormon tersebut, wanita perlu memproduksi hormon lewat ototnya sendiri. Tentu saja dengan latihan yang intensif dan juga asupan protein yang cukup.
Bagi pria, otot kekar tak datang sendiri meski tidak pernah kekurangan hormon testosteron. Latihan beban tetap harus rutin dilakukan. Sebab, jika usia sudah mulai berumur, misalnya 40 tahun, fungsi dan kemampuan otot menurun. "Otot masih bisa kencang, namun tidak akan besar seperti muda dulu," kata Ichwan.
Ketika tubuh menua, tubuh akan lambat menyerap kalsium yang menjadi nutrisi saat otot berkontraksi. Selain itu usus juga semakin lambat mencerna protein yang menjadi pakan otot.
"Setelah cedera sehabis latihan, otot dibangun menjadi besar ketika pemulihan," kata Angelica. Nah, proses pembangunan ini memerlukan protein. Jika protein lambat diserap, otot yang tadi lambat pulih dan terurai.
Melatih otot lebih baik dilakukan sejak dini. Ichwan menyarankan latihan olahraga sejak masa puber dengan membangun kebiasaan berolahraga dengan kombinasi cardiovaskular, otot dan kelenturan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News