STYLE - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat. Baik itu dalam kehidupan sosial maupun dalam pekerjaan. Konsep bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi salah satu solusi di tengah pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19.
Kendati demikian, tidak semua karyawan atau divisi bisa terus menerus bekerja dari rumah. Maka dari situasi inilah muncul istilah baru yaitu Hybrid Work Model.
Secara pengertian harfiah, Hybrid berarti kombinasi dari dua atau lebih konsep yang akhirnya menghasilkan turunan dengan dwifungsi.
“Saat kemampuan dasar untuk bekerja dari rumah sudah mantap, alur kerja dan komunikasi juga harus diperhatikan, dan manajemen perusahaan juga harus lebih proaktif dalam mengoptimalkan aspek tersebut,” ujar Gordon Enns, CEO dari GreatDay HR dalam keterangannya, Kamis (26/11)
Baca Juga: Pekerja Tidak Ngantor, LinovHR Sediakan Layanan HR via Digital
Menurutnya, model kerja Hybrid membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan konsep yang juga fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban ketidakpastian kapan karyawan bisa kembali bekerja sepenuhnya di kantor.
Gordon bilang, dengan menerapkan model kerja Hybrid, perusahaan bisa meningkatkan keterikatan dan kepuasan karyawan, dan sangat bisa dijadikan bentuk investasi perusahaan yang cukup optimal,
Kelebihan hybrid work model
Poin paling besar dalam penerapan model kerja Hybrid adalah, adanya keseimbangan antara bekerja dari rumah, dan bekerja dari kantor dengan bantuan teknologi. Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan pihak SDM atau Human Resource Department (HRD) yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok untuk bisnis perusahaan.
Isnantyo Widodo, selaku ketua Komunitas Praktisi HR Indonesia menyebutkan, seorang HR harus memahami strategi bisnis ke strategi SDMnya, dan harus menjadi Reactor (enabler), menjadi Partner (connector), dan Anticipator (Designer) untuk memfasilitasi semua tantangan bisnis.
Widodo juga menegaskan bahwa semua pelaku usaha dan karyawan harus siap untuk menggabungkan teknologi dan kompetensi yang dikuasai. Sehingga, bekerja bisa kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja.
Penguasaan teknologi menjadi bagian paling krusial dalam upaya adaptasi model kerja Hybrid. Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja Hybrid justru bisa mengkombinasikan kompetensi tenaga manusia dengan teknologi. Salah satu bentuk teknologi yang bisa mendukung efektivitas model kerja Hybrid adalah Human Resource Information System (HRIS).
Baca Juga: Bisnis pengeloaan kas perbankan tumbuh signifikan di tengah pandemi
Mendorong adaptasi model kerja baru
Dengan menggunakan sistem ini, HRD dan manajemen perusahaan dapat dengan mudah mengatur jadwal kerja atau shift, dan mengawasi kinerja karyawan secara intensif tanpa ada kesan mengintimidasi dan kurang rasa percaya.
“Pemberlakuan activity recording ketika WFH, pengadaan survey tentang keadaan atau kondisi karyawan misal dengan health declaration, HR buddy, dan survey-survey lainnya, pemberlakuan online recruitment & interview sehingga pengadaan tenaga kerja baru tetap bisa terjaga & terpenuhi,” Ujar Vidya Antariksi selaku HR Manager di PT People Intelligence Indonesia.
Baca Juga: Penerapan protokol kesehatan dalam acara offline
Salah satu sistem HRIS terpadu di Indonesia, GreatDay HR merupakan solusi HR yang mengerti akan kesiapan mental dan perubahan mindset karyawan dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian. GreatDay HR mengerti bahwa aset terpenting perusahaan tetaplah karyawan, dan berdasarkan itu GreatDay HR memiliki sejumlah fitur HR yang bisa membantu perusahaan meningkatkan taraf kerja dan hidup karyawan.
Mulai dari kemudahan akses melalui aplikasi seluler, teknologi berbasis cloud, dan terintegrasi dari sistem rekam kehadiran ke sistem penggajian otomatis dari GreatDay HR yang sudah termasuk semua komponen pajak penghasilan, hingga benefit berupa asuransi dan pinjaman.
“Kami (GreatDay HR), terus belajar dan berusaha untuk memberikan solusi terbaik. Model kerja Hybrid sangat memungkinkan untuk terus digunakan, bahkan setelah pandemi berakhir. Model ini dirasa sangat fleksibel dan mendorong produktivitas tinggi,” ujar Gordon Enns.
Selanjutnya: Waduh jumlah penduduk usia kerja terdampak pandemi Covid-19 mencapai 29,12 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News