Menyesap nikmat kopi khas nusantara

Sabtu, 19 November 2016 | 12:39 WIB   Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani, Klaudia Rani
Menyesap nikmat kopi khas nusantara


ANEKA ragam kopi khas daerah kini tengah menjadi primadona bagi penikmat kopi nasional maupun mancanegara. Ini tumbuh seiring perkembangan budaya minum kopi di Indonesia dengan ditandai maraknya kedai kopi.

Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, citarasa kopi nusantara memang diakui keunggulannya di berbagai penjuru dunia. Maklum, citarasanya yang memang sulit ditiru kopi dari negara lain.

"Ini yang membuat tren minum kopi di Indonesia semakin bagus," kata Widi Arie, anggota kopi lovers asal Salatiga, Jawa Tengah.

Franky Angkawijaya, barista kawakan Indonesia bilang, saat ini, tidak hanya tren minum kopi yang berkembang, cara pengolahan dan penyajian kopi pun turut ikut bertumbuh pesat. "Ada yang cara pembuatannya secara drip manual, pakai syphon, cold drip, mesin, hingga nitro," ujarnya.

Theng Hoe Sioe, pengamat kopi mengakui, banyak kopi nusantara masuk kategori kopi spesial (specialty coffee). Karena keunggulannya itu, pamor kopi nusantara ini makin meningkat, baik di dalam maupun luar negeri.

Apalagi, ada banyak daerah di Indonesia menjadi penghasil biji kopi terbaik. Berikut ini beberapa jenis kopi lokal yang populer di domestik maupun mancanegara.

Kopi gayo

Kopi gayo dari Aceh dikembangkan di dataran tinggi Gayo. Tepatnya, berada di satu bagian punggung pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatra.

Secara administratif, dataran tinggi Gayo masuk ke dalam kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kopi Gayo termasuk jajaran kopi premium asal Indonesia dan telah bertahun-tahun diekspor ke Eropa, Amerika Serikat, dan sebagian Asia.

Harga biji kopi Gayo saat ini Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per kilogram (kg). Ciri khas kopi ini ada pada aroma harum biji kopinya yang pekat dan tahan lama. Begitu pula rasanya, jika diminum ada rasa gurih, di samping rasa pahit.

"Rasa tersebut menusuk hingga pangkal lidah dan bisa tahan lama,” kata Anjas, barista di kedai Kopi Mantu di daerah Bintaro, Tangerang Selatan.

Kopi flores

Kopi flores dihasilkan dari dua daerah, yaitu Bajawa dan Manggarai. Kopi flores adalah kopi jenis arabika yang ditanam di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut.

Muhammad Aga, barista Kopi Smith di Jakarta Selatan, mengatakan kopi flores punya dua karakter yang berbeda. Pertama, kopi flores Bajawa punya rasa yang bold, nutty, dan rasa cokelat yang manis.

Sedangkan kopi flores Manggarai umumnya manis dan lebih banyak buah. Sehingga tidak sedikit penikmati kopi menyukai kopi flores Manggarai karena ada citarasa buah.

Ketua Asosiasi Kopi Spesialis Indonesia, Syafrudin menambahkan, kopi flores memiliki cita rasa flowery, lemony, nutty, velvet body, dan fruity notes. “Karena karakter itulah, potensi besar untuk kopi ini,” ucapnya. Harga biji kopi flores mentah dibanderol Rp 250.000 per kg.

Kopi wamena

Kopi wamena dikembangkan di lembah Baliem, dekat pegunungan Jayawijaya. Anjas bilang, kopi Wamena dikenal kopi organik dengan rasa herbal yang kuat. “Rasa herbal maksudnya ada rasa sulfur sedikit, karena perkebunannya terletak di lembah pegunungan Jayawijaya,” ujarnya.

Aroma dan rasa kopi Wamena memang tidak sekuat kopi daerah lain, cenderung lebih lembut. Teksturnya juga tidak terlalu kental, seperti kopi Aceh Gayo. Sejak 2008, kopi wamena mulai diekspor ke beberapa negara di benua Amerika dan Eropa.

Sementara di dalam negeri lebih banyak dipasarkan di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, dan Tasikmalaya. Harganya mencapai Rp 145.000 per kg dalam bentuk biji kopi.

Kopi toraja

Kopi jenis arabika ini dihasilkan di Tana Toraja yang terletak di daerah Enrekang, ibukota Kalosi. Kelebihan Kopi Toraja saat diminum tanpa gula ada rasa gurihnya.

Kopi toraja pun memiliki tingkat keasaman rendah dan citarasa floral serta fruity. “Karakter kopi ini beragam buah, seperti lemon, karamel, dan ada ginger-nya,” ungkap Aga.

Menurut Aga, sensasi rasa kopinya kuat, menembus lidah. Ada juga rasa kecut dan pahit di ujung lidah tidak lama sesudah diteguk.

Syafrudin menambahkan, nilai jual kopi toraja dan flores cukup tinggi di pasar jika dibanding kopi daerah lain. Biji kopi toraja dibanderol seharga Rp 110.000 per kg.

Kopi bali kintamani

Kopi ini dikembangkan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Kintamani merupakan daerah pegunungan dengan hawa sejuk. Ada sekitar 15.000 hektare lahan di Kintamani yang ditanami kopi.

Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Kintamani Bali, I Ketut Jati mengatakan, proses pengolahan kopi kintamani dilakukan dengan cara olah basah giling kering atau wet process.

Untuk menghilangkan lendir dan mengubah zat gula menjadi zat asam, biji kopi difermentasi selama 36 jam. "Semakin lama fermentasi, bisa semakin asam," ucapnya.

Kemudian dilakukan penjemuran menggunakan para-para atau terpal yang diletakkan di atas meja. Persentase kekeringan biji kopi mencapai 12% yang bisa tercapai setelah dua minggu.

Jati bilang, selain cara pengolahannya, keistimewaan kopi kintamani terletak pada rasa lemonnya. Saat ini, kopi kintamani dibanderol seharga Rp 24.000 per kg. Sementara, kopi kintamani spesialiti dihargai Rp 70.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru