Merawat hutan dan kebhinnekaan lewat Upacara Kebo Ketan di Ngawi, Jawa Timur

Sabtu, 05 Oktober 2019 | 14:00 WIB   Reporter: SS. Kurniawan
Merawat hutan dan kebhinnekaan lewat Upacara Kebo Ketan di Ngawi, Jawa Timur


Sedang Reog Mahesa Nempuh sesungguhnya sudah tampil di Upacara Kebo Ketan III 2018. Tapi, sekarang telah berkembang semakin meriah, magis, dan kompleks. 

Tahun lalu hanya ada satu sosok barongan reog, maka tahun ini tampil dua. Karakter topeng kerbau yang mengambil inspirasi dari barong Bali sekaligus reog Ponorogo ini diciptakan oleh Bramantyo Prijosusilo dan Gimbal Thoyib Bukhoeri.

Yang beda pula, di Upacara Kebo Ketan yang lalu, Sang Kebo Ketan berwarna hitam kelabu seperti kerbau senyatanya. Di tahun ini, dalam rangka memupuk dan memantik kreatifitas, Sang Kebo Ketan akan dilukis oleh perupa pelopor seni mural komunitas di Yogyakarta, Samuel Indratma.

Baca Juga: Intip Desa Kutuh di Bali yang punya 9 bisnis dan raup pendapatan Rp 50 M per tahun

Rangkaian acara Upacara Kebo Ketan IV 2019 akan bergulir pada 8 November sekitar pukul 16.00 WIB, dengan “Guyangan Sang Kebo Ketan” di Rumah Tua Sekaralas, yang akan disakralkan dengan tari topeng Losari Cirebon oleh Nani Dewi Sawitri. 

Selanjutnya pada malam harinya, kelompok Ketoprak Puspa Budaya dari Ngawi akan mementaskan satu kisah tentang Sendang Marga dan Sendang Ngiyom di Lapangan Desa Sekaralas.

Puncak Upacara Kebo Ketan akan berlangsung pada 9 November, dengan Reyog Ponorogo Sekaralas keliling desa di pagi sampai sore hari. Lalu, pada pukul 16.00 WIB, ada Sakralisasi Sang Kebo Ketan oleh Galih Naga Seno dan Rama Pandita Padma Wira Dharma, pemuka agama Kasogatan Jawa dan Dirajo Maharajo, dengan ritual Sriwijaya kuna.

Kalau tida ada aral melintang, Mahfud MD dan Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud akan memberikan pidato kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru