Penelitian terbaru: aligator kebal dari gigitan ular berbisa

Kamis, 20 Agustus 2020 | 08:35 WIB   Penulis: Arif Budianto
Penelitian terbaru: aligator kebal dari gigitan ular berbisa

ILUSTRASI. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Aligator kebal dari gigitan ular berbisa


SAINS - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa aligator ternyata bisa bertahan dari racun yang disebabkan gigitan ular berbisa. Kok bisa si, begini penjelasannya.

Aligator merupakan binatang reptil yang masih memiliki kerabat dengan buaya dan reptil bermoncong sejenisnya. Habitatnya juga mirip, mereka hidup di sekitar perairan.

Hidup di daerah perairan membuat aligator dan reptil sejenisnya mudah untuk mencari mangsa yang sedang minum. Binatang yang melintasi wilayah perairannya bakal menjadi santapan utama bagi aligator.

Tidak ada pengecualian, ular berbisa bahkan bisa menjadi santapan mereka. 

Baca Juga: Kerap jadi kiasan, air mata buaya ternyata mirip dengan manusia

Mengutip dari Discovermagazine.com, menurut John Finger, ahli Biologi di Universitas Auburn, Amerika Serikat mengungkapkan bahwa terkadang aligator memangsa ular berbisa. Finger telah bekerja selama lebih dari 13 tahun menghadapi aligator untuk diteliti. 

Dia pernah mendengar bahwa aligator terkadang memakan ular berbisa dan ia juga bertanya-tanya, bagaimana mereka bisa bertahan hidup.

Atas rasa penasarannya ini, Finger dan rekannya melakukan sebuah penelitian untuk menguji serum gator. Serum gator ini merupakan komponen darah aligator yang mencakup protein dan antibodi.

Mereka menguji serum gator terhadap kandungan bisa yang terdapat di ular mulut kapas, derik dan copperhead. Bisa ular tersebut memiliki jenis neurotoksin dengan warna kuning tua yang diproduksi di kelenjar bisa yang terletak di postorbital.

Jenis dari bisa tiga ular di atas memilki komponen snake venom metalloproteinase (SVMP) dan racun hemolitik. 

Finger dan rekan penelitiannya kemudian menambahkan komponen SVMP ini ke serum gator di laboratorium. Mereka membandingkan dengan serum tikus dengan menambahkan komponen yang sama.

"SVMP dapat menghancurkan sel darah dan menghancurkan jaringan, tetapi hal tesebut tidak berlaku pada serum gator yang justru menghambat aktivitas desktruktiv ini", jelas Finger.

Disaat bersamaan serum tikus kondisinya jauh lebih menyedihkan. Serum tikus mengalami kerusakan 100 kali lebih parah dibanding serum gator saat bereaksi dengan SVMP atau bisa ular.

Finger mencatat bahwa SVMP dapat memproduksi 20 persen racun dari ular-ular yang diujinya. Dengan begitu, aligator mampu melawan komponen racun tersebut dan membuat mereka bertahan hidup dari gigitan ular.

"Ini memungkinkan aligator untuk menyantap ular berbisa seperti pit viper dan mungkin mereka juga sempat digigit selama proses perburuannya", tambah Finger.

Rekan Finger yang terlibat dalam penelitian ini, yakni Meghan Kelley menambahkan kemungkinan ada komponen lain mempengaruhi. Komponen tersebut di dalam sistem kekebalan aligator dan berfungsi melawan sifat merusak dari bisa ular.

Penelitian ini telah terbit dalam jurnal berjudul Journal of Herpetology

Baca Juga: Spesies buaya raksasa purba ternyata sebesar bis dan memiliki gigi sebesar pisang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Arif Budianto

Terbaru