Menurutnya, BRI harus memiliki strategi resiko dan pekerja BRI mesti memiliki literasi digital dan budaya inovasi untuk bisa menghadapi tantangan tersebut. BRI telah mencanangkan gerakan transformasi sejak lima tahun silam dan terus mengalibrasi ulang transformasi ini dengan kondisi yang ada di industri dan masyarakat.
Transformasi yang dilakukan bank harus menyasar tiga hal yakni proses bisnis, teknologi dan manusia. Arga melihat, transformasi manusia yang lebih sulit. Salah satu strategi untuk melakukan transformasi itu adalah melalui budaya kerja seperti culture activation programs yang sudah dimiliki BRI saat ini.
Namun, Arga lebih senang menempuh cara-cara informal dengan menumbuhkan raport antara anggota tim. Salah satunya bisa dengan menggunakan aktivitas ekstrakurikuler seperti olahraga bersama.
Sementara prinsip utama yang dipegang teguh Arga sebagai seorang bankir adalah menjaga integritas. Selain itu, dia ingin menjadi seorang yang bisa memberi manfaat dan nilai tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi masyarakat dengan memberi manfaat sosial.
Isi waktu luang dengan utak-atik gadget dan komputer
Sebagai penyuka teknologi, Arga senang mengulik komputer dan mengutak-atik gadget sejak kecil. Hobi itu berlanjut hingga kini. Saat punya waktu luang, dia lebih senang berdiam di rumah menjalankan hobi tersebut.
Baca Juga: Di segmen pendanaan korporasi, kredit perbankan tetap jadi andalan
Dia rajin beli berbagai jenis gawai dan perangkat lainnya secara daring melalui situs e-commerce untuk ia otak-atik. Sudah tak terhitung lagi barang-barang menumpuk di rumahnya untuk mendukung hobinya. Sampai-sampai sang istri protes besar.
Guna menghindari omelan sang istri, Arga lantas cari akal. Saat berbelanja barang-barang yang ingin dipreteli dari e-commerce, dia pasti akan minta pengiriman dilakukan ke alamat kantornya saja.
Belakangan, dia memiliki hobi baru. Didorong rasa bosan karena terlalu sering terkungkung di dalam ruangan selama pandemi, ia mulai suka melakukan olahraga. Sepeda santai jadi salah satu pilihannya, di samping jalan kaki di pagi hari bersama istri. Terkadang, dia juga melakukan olahraga sepakbola bersama dengan anggota direksi BRI lainnya di BRILian Stadium Fatmawati.
Sementara untuk membagi waktu antara pekerjaan yang semakin sibuk seiring naiknya jabatan dan waktu bersama keluarga , Arga selalu punya strategi untuk menjaga keseimbangan. Membagi waktu antara keduanya, ia ibaratkan seperti sebuah bandul yang berayun. Misalnya, ketika rasanya sudah terlalu banyak menyita waktu untuk anak dan istri maka ia akan tarik bandul dengan menyediakan waktu ekstra untuk mereka.
Setiap kali Arga menghadapi perubahan karir memang awalnya selalu muncul pertanyaan klasik apakah bisa membagi waktunya. Namun, dia merasa beruntung karena keluarganya sangat memahami tuntutan pekerjaan yang dihadapinya dan selalu memberi dukungan luar biasa.
Selanjutnya: Cepatnya perkembangan teknologi digital bakal mengubah lanskap bisnis perbankan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News