Permintaan sneakers berkurang di tengah wabah virus corona

Jumat, 03 April 2020 | 19:32 WIB   Reporter: Arvin Nugroho
Permintaan sneakers berkurang di tengah wabah virus corona

ILUSTRASI. Sneakerpeak Kemang VI: Suasana Seakerpeak Kemang VI di Kemang Village, Jakarta Selatan, Minggu (1/12). Sneakerpeak Kemang VI menghadirkan 90 sneakers seller dan apparel serta mengajak pengunjung untuk mengetahui history dari berbagai sneakers langka maupu


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. Investasi sneakers tak luput dari efek negatif akibat pandemi virus corona. Pasalnya, sejumlah tempat penjualan sneakers terpaksa berhenti sehingga peminatnya pun cenderung berkurang.

Kolektor Sneakers Anugrah Aditya mengatakan kondisi investasi pada sneakers tak banyak berbeda dengan kondisi investasi keuangan yang juga mengalami penurunan. Itu tak terlepas dari banyak ecommerce sneakers yang mulai berhenti akibat pandemi virus corona.

Meski sebagian para penjual telah mengalihkan pada penjualan online, minat pemburu sneakers belum terkatrol. “Dengan minat permintaan yang turun berdampak pada penurunan harga,” kata Anugrah kepada Kontan.co.id akhir pekan ini.

Baca Juga: Bakal dirilis ulang, inilah sneaker Sean Penn Vans Checkerbo yang legendaris

Senada, kolektor Sneakers Robert Harianto menyebut permintaan terhadap sneakers cenderung berkurang di tengah mewabahnya virus corona. Namun, ia melihat harga pasaran sneakers tidak mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan waktu sebelum virus corona menyebar.

Dari segi rilisan, Robert melihat sneakers yang menyandang gelar ‘wah’ adalah sneakers yang paling kena getahnya dari penyebaran virus corona.

Terbukti dari mundurnya perilisan sneakers kolaborasi Dior Homme dan Nike dalam bentuk Air Jordan 1. Keputusan untuk menunda perilisan itu diumumkan melalui situs resmi Nike pada Selasa (17/3).

Kendati berkurang, Anugrah bilang minat memburu sneakers tak benar-benar menghilang sepenuhnya. Sebab, investasi sneakers memiliki sifat yang berbeda ketimbang investasi keuangan.

Baca Juga: Nike Vaporfly sukses bujuk jutaan pelari amatir, ini kisah kontroversinya

Peminat sneakers cenderung didasari oleh kecintaan pada hobi. Sehingga dalam situasi apapun, peminatnya masih ada walau profit yang dihasilkan tidak terlalu besar. “Asal mereka suka dengan modelnya, mereka akan cenderung beli-beli saja,” kata Anugrah.

Robert melihat prospek investasi sneakers ke depan terbilang masih cukup menjanjikan. Itu tak terlepas dari karakteristiknya yang termasuk barang koleksi.

Sementara, Anugrah bilang prospek investasi sneakers masih bergantung dengan pandemi virus corona. Seandainya mereda, aktivitas jual-beli sneakers dapat kembali seperti sediakala.

Namun, Anugrah mengatakan bahwa kondisi saat ini merupakan waktu yang tepat bagi pemburu sneakers untuk membeli sneakers lama. Itu tak terlepas dari adanya penurunan harga sneakers .

Baca Juga: Lemonilo manfaatkan tren gaya hidup sehat

Adapun sneakers yang masih ramai diburu oleh peminat saat ini masih tetap didominasi dua brand besar seperti Nike dan Adidas. Sebab, kedua brand tersebut memiliki pasar jual yang sudah pasti.

Dari Nike, sepatu seperti Air Jordan I, Air Jordan III dan Air Jordan IV. Sedang Adidas Yeezy juga masih akan banyak diburu oleh pecinta sneakers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto
Terbaru