SEPAK BOLA - Presiden La liga Spanyol Javier Tebas Medrano menyebutkan, klub-klub kaya, seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan Manchester City, merupakan ancaman bagi sepak bola Eropa. Tebas mengungkapkan komentar itu seiring makin gencarnya rumor soal Liga Super Eropa.
Menurut Tebas, jika Liga Super Eropa benar-benar terlaksana, maka Liga Champions yang UEFA gelar bisa saja terancam popularitasnya.
Rumor soal Liga Super Eropa merebak setelah ada laporan dari Der Spiegel pada tahun lalu. Media Jerman ini mengungkapkan pembicaraan tentang liga yang bakal diikuti sebagian besar klub top Benua Biru.
Ide tentang Liga Super muncul pasca terjadi ketimpangan beberapa klub papan atas dengan klub medioker Eropa. Klub papan tengah kalah bersaing dengan klub elit yang didanai para miliader.
Baca Juga: Juventus dikabarkan tertarik menggaet bek kiri muda Barcelona asal Spanyol
Klub-klub kaya ini memiliki sokongan dana besar untuk merekrut pemain berkelas dunia. Dampak dari ketimpangan tersebut berpengaruh pada ketergantungan klub-klub papan tengah dalam penjualan pemainnya demi menjaga neraca keuangan mereka.
Tebas mengatakan, kesenjangan yang semakin lebar menjadi masalah dan harus UEFA tangani. Dia berargumen, tim kaya, semacam PSG dan Manchester City, adalah masalah besar untuk sepak bola Eropa.
"Kenapa? Karena mereka memiliki perusahaan yang mendukung mereka sehingga mereka tidak peduli jika kehilangan uang," kata " kata Tebas kepada Marca seperti dilansir Goal, Selasa (27/8).
Tebas juga menilai, klub-klub besar lainnya, seperti Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Muenchen, mencoba berpartisipasi dalam Liga Super Eropa, untuk menjaga pemain bintang mereka tidak pergi.
Berdasarkan argumen tersebut, Tebas menegaskan, kalau Liga Super Eropa terwujud, maka akan menjadi sebuah bencana yang merusak industri sepak bola Eropa. Secara umum, klub-klub yang didanai pengusaha kaya raya bisa menciptakan kapitalisasi dalam kultur sepak bola Eropa.
Baca Juga: Apakah Dybala akan merapat ke Real Madrid?
UEFA sendiri telah mengantisipasi ketimpangan antartim dengan menerapkan financial fair play (FFP) dalam membatasi pengeluaran klub. Sejumlah klub sudah pernah dijatuhi sanksi FFP sejak peraturan tersebut berlaku
Sebut saja, AC Milan yang terkena sanksi akibat pelanggaran belanja pemain. Selain itu, Manchester City juga pernah terancam sanksi UEFA lantaran pembelian pemain di bawah usia 18 tahun.
Sementara PSG saat ini masih menjalani pemerikasaan UEFA terkait transfer pemain termahal mereka, Neymar dan Kylian Mbappe.
Meski demikian, Tebas mengatakan, UEFA masih belum cukup menerapkan aturan agar klub-klub kaya raya mendapatkan efek jera dari monopoli pasar sepak bola. "Tidak. Anda hanya perlu melihat sebuah contoh, AC Milan telah dikeluarkan dari kompetisi Eropa dan PSG belum," kata Tebas.
"Harus ada beberapa perubahan dalam sistem pemerintahan sepak bola Eropa dan dunia karena sepak bola, selain menjadi olahraga, juga merupakan industri,” kata dia menambahkan.
Penulis: Angga Setiawan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Presiden La Liga Sebut PSG dan Man City Ancaman Sepak Bola Eropa"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News