Transformasi digital ini mengharuskan mahasiswa dan para lulusan Unpad untuk memiliki kompetensi baru yang memadukan ranah fisik-digital-virtual. Transformasi yang sedang berlangsung adalah beralihnya pembelajaran tatap muka menjadi Hybrid/Blended Learning.
"Tranformasi juga sedang berlangsung di kalangan dosen dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan Internet of Things (IoT), jaringan mesin dan aplikasi cerdas dengan bantuan TI, dan perluasan jejaring untuk mengakselerasi kinerja pengajaran serta riset dan inovasi," ungkapnya.
Selain itu, transformasi juga dilakukan dalam menjaga civitas akademia Unpad untuk senantiasa bekerja dengan penuh integritas. Hal tersebut diwujudkan dalam Penetapan Zona Integritas Unpad di 2020.
Baca Juga: PSBB DKI Jakarta berlaku lagi, ini yang boleh dan tidak boleh dilakukan
"Hal ini menuntut semua pimpinan dan jajaran Unpad untuk mewujudkan Unpad sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) dan Reformasi Birokrasi. Pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik menjadi komitmen bersama," ungkapnya.
Rina mengatakan, peran dan kebermanfaatan Unpad untuk membantu Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 juga menjadi hal prioritas. Hingga saat ini, Unpad telah memberikan sejumlah sumbangsih untuk membantu bangsa dan negara menghadapi bencana global tersebut.
"Kita bersyukur bahwa Unpad telah berperan membantu melakukan deteksi Covid-19 dengan memanfaatkan laboratorium BSL 2 dan BSL 3 yang dimiliki Unpad. Selain itu, kita juga telah mengembangkan rapid test Covid-19 berbasis antigen yang dinamai CePad," ungkapnya.
Rina juga mengapresiasi kerja tim riset Fakultas Kedokteran Unpad yang diketuai Prof. Kusnandi Rusmil terkait kolaborasinya dengan PT Bio Farma dan Sinovach Biotech dalam melaksanakan uji klinis tahap III calon vaksin Covid-19.
Baca Juga: Masih muda, WNI ini sudah jadi profesor dan dosen terbaik di universitas di Jerman
Rangkaian proses uji klinis tersebut tengah berlangsung setidaknya hingga akhir tahun ini di bawah pengawasan BPOM dan WHO. "Kita semua berharap hasilnya adalah vaksin teruji dan mendapat izin edar, sehingga vaksin Sinovac dapat diproduksi di awal 2021," ungkap Rina.
Selanjutnya: Istana jelaskan maksud pembentukan tim percepatan pengembangan vaksin Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News