Satu Keterampilan Terpenting yang Perlu Diajarkan Orang Tua kepada Anak

Senin, 21 Juli 2025 | 08:10 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Satu Keterampilan Terpenting yang Perlu Diajarkan Orang Tua kepada Anak

ILUSTRASI. Anak-anak bermain di pusat perbelanjaan, Tangerang Selatan, Minggu (29/6/2025). ada satu keterampilan fundamental yang sering diabaikan, padahal sangat menentukan keberhasilan anak dalam hidup: koneksi diri (self-connection).


EDUKASI - Banyak orang tua menghabiskan waktu dan energi untuk membantu anak-anak mereka berhasil secara lahiriah, mengajari mereka berbicara, membentuk rutinitas, hingga menanamkan perilaku baik. 

Namun, ada satu keterampilan fundamental yang sering diabaikan, padahal sangat menentukan keberhasilan anak dalam hidup: self-connection atau kesadaran akan diri sendiri.

Apa Itu Koneksi Diri?

Melansir CNBC Internasional, Senin (21/7/2025), kesadaran akan diri sendiri atau koneksi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan menyelaraskan diri dengan emosi, kebutuhan, serta suara hatinya. 

Anak-anak yang memiliki koneksi diri cenderung merasa aman dengan dirinya sendiri. 

Mereka membawa rasa berharga itu ke dalam setiap relasi, tantangan, dan keputusan dalam hidup. 

Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua pada Anak Remaja, Jangan Terlalu Mengatur!

Sebaliknya, ketiadaan koneksi diri dapat merusak harga diri, meningkatkan kecemasan, dan membuat anak menarik diri secara emosional.

Berdasarkan penelitian terhadap lebih dari 200 hubungan orang tua-anak ditemukan bahwa jika ada satu keterampilan utama yang harus diajarkan kepada anak, maka itu adalah koneksi diri.

Dampak Hilangnya Koneksi Diri

Hilangnya koneksi diri sering kali terjadi secara tidak disadari melalui interaksi sehari-hari yang bermaksud baik, tetapi menyampaikan pesan yang keliru.

Misalnya, saat seorang anak menangis karena mainannya diambil, lalu orang tua berkata, “Kamu baik-baik saja. Ini bukan masalah besar.” 

Pesan yang tertanam di benak anak adalah bahwa perasaannya tidak penting.

Contoh lain, saat anak mengungkapkan rasa takut, orang tua mungkin menjawab, “Tidak ada yang perlu ditakutkan.” 

Baca Juga: Transisi ke Sekolah Tak Harus Berat, Ini Tips Ringan untuk Orang Tua

Ini bisa membuat anak berpikir bahwa perasaan takutnya tidak valid dan bahwa ia tidak bisa mempercayai perasaannya sendiri. 

Jika terus-menerus terjadi, pesan-pesan semacam ini dapat mengikis kemampuan anak untuk memahami dan mempercayai dirinya sendiri.

Manfaat Koneksi Diri dalam Perkembangan Anak

1. Ketahanan emosional

Anak yang mampu mengenali dan memahami perasaannya akan lebih siap menghadapi stres, penolakan, dan tantangan emosional tanpa kehilangan rasa percaya diri.

2. Kemampuan menetapkan batas sehat

Anak-anak yang terhubung dengan dirinya sendiri lebih mudah mempercayai instingnya dan berani bersuara ketika merasa tidak nyaman, serta lebih kecil kemungkinannya terpengaruh tekanan sosial negatif.

Baca Juga: 7 Penyebab Anak Jadi Pemalas, Orang Tua Wajib Tahu!

3. Kepercayaan diri yang autentik

Kepercayaan diri sejati tidak dibangun dari pujian atau prestasi semata, melainkan dari kesadaran akan siapa diri mereka dan keberanian untuk menjadi diri sendiri dalam berbagai situasi.

4. Perlindungan terhadap gangguan mental

Rasa percaya diri yang sehat menjadi benteng yang efektif terhadap kecemasan, keraguan diri, serta dorongan mencari validasi dari lingkungan yang tidak sehat.

Cara Menumbuhkan Koneksi Diri pada Anak

Kabar baiknya, menumbuhkan koneksi diri tidak memerlukan perubahan besar dalam gaya pengasuhan. Beberapa langkah kecil berikut dapat memberikan dampak besar

1. Validasi emosi mereka

Hindari mengatakan “Kamu baik-baik saja.” Alih-alih, cobalah, “Itu menjengkelkan, ya? Aku di sini.” Validasi menunjukkan bahwa emosi anak itu nyata dan boleh dirasakan.

Baca Juga: 4 Hal yang Harus Diajarkan Orang Tua ke Anak-Anak Agar Kaya Menurut Robert Kiyosaki

2. Terima mereka apa adanya

Berikan ruang bagi emosi kompleks, pertanyaan sulit, dan keunikan pribadi anak. Saat mereka merasa diterima secara utuh, mereka membangun rasa harga diri yang kokoh.

3. Kurangi pengaturan berlebihan

Memberi anak pilihan sesuai usianya seperti memilih pakaian atau menentukan aktivitas sore, mendorong mereka mengenali suara hati dan membangun ketahanan melalui pengalaman langsung.

4. Jadilah contoh koneksi diri

Tunjukkan cara Anda mengenali dan merespons emosi sendiri, misalnya dengan mengatakan, “Aku merasa kewalahan. Aku butuh menarik napas dalam-dalam.” Ini mengajarkan bahwa emosi bukan ancaman, melainkan sinyal yang perlu dikenali dan direspons.

5. Gunakan bahasa yang membangun kesadaran, bukan rasa malu

Ganti pertanyaan seperti “Kenapa kamu melakukan itu?” dengan “Apa yang kamu rasakan saat itu?” Nada yang penuh rasa ingin tahu membantu anak mengembangkan refleksi diri.

Baca Juga: Pesan Robert Kiyosaki untuk Orang Tua: Ajarkan 4 Hal Ini kepada Anak-Anak

6. Pahami makna di balik perilaku

Ketika anak marah, fokuslah pada pesan di balik perilaku: Apakah mereka merasa kesepian, tak berdaya, atau tidak didengar? Menanggapi kebutuhan tersebut menunjukkan bahwa mereka bukan “nakal”, melainkan sedang berjuang mengekspresikan diri.

7. Rayakan siapa mereka, bukan hanya pencapaiannya

Alih-alih hanya memuji hasil, perhatikan dan hargai kualitas seperti empati atau rasa ingin tahu. Ucapan seperti “Kamu sangat perhatian dengan temanmu” memperkuat keyakinan bahwa mereka dicintai karena siapa mereka, bukan semata-mata karena apa yang mereka lakukan.

Kesimpulan

Koneksi diri adalah keterampilan dasar yang berperan besar dalam membentuk ketahanan, kepercayaan diri, dan kesehatan mental anak dalam jangka panjang. 

Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Orang Tua yang Anaknya Berpotensi Sukses Menurut Pakar, Apa Saja?

Dengan pendekatan yang sederhana namun konsisten, orang tua dapat menumbuhkan hubungan yang sehat antara anak dan dirinya sendiri—sebuah bekal penting untuk menghadapi kehidupan.

Selanjutnya: Rekomendasi Bursa & Aplikasi Kripto Terbaik, Juli 2025

Menarik Dibaca: Catat, Ini Jadwal Pemadaman Listrik oleh PLN DIY pada Hari Ini Senin 21 Juli 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli

Terbaru