Kurangnya tes virus corona yang dilakukan menjadi perbedaan mendasar antara Inggris dan Jerman, yang melakukan banyak tes dan mendorong kemungkinan Bundesliga (kasta tertinggi Liga Jerman) kembali bergulir pada awal Mei. "Di Jerman, mungkin Anda mengetahui diskusi soal Bundesliga yang bisa kembali dimainkan pada Mei, itu karena pemerintah mereka melakukan 50.000 tes sehari," kata Bevan.
"Di Inggris, kita hanya melakukan 10.000 tes per hari, meskipun pemerintah menargetkan 100.000 pemeriksaan setiap hari hingga akhir bulan," katanya melanjutkan.
Sementara itu, Richard Bevan juga menyuarakan ketidaksetujuannya soal klub Liga Inggris yang mengambil keuntungan dari program skema cuti pemerintah. Lewat skema tersebut, pemerintah Inggris akan membayar 80 persen gaji para karyawan yang dirumahkan selama masa pandemi virus corona.
Klub-klub Liga Inggris yang dikabarkan mengikuti program pemerintah itu meliputi Newcastle, Tottenhan, Bournemouth, dan Norwich. Bevan menilai program pemerintah itu harusnya digunakan oleh tim divisi yang lebih rendah. "Mungkin ini jadi pembelajaran bagi pemerintah dan saya mengatakan kebijakan cuti ini harus berfokus pada mereka yang benar-benar membutuhkan," kata Bevan.
Baca Juga: Qatar membantah tuduhan korupsi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022
"Kita harus melihat klub-klub di League One dan League Two yang membutuhkan program ini."
"Saya ingin melihat pemerintah menetapkan kebijakan yang lebih baik sehingga bisnis yang sedianya masih bisa bertahan tidak memanfaatkannya," tutur Richard Bevan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seluruh Pemain Liga Inggris Harus Tes Virus Corona Sebelum Kompetisi Dilanjutkan"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News