Sejarah Hari Nyepi Bermula dari Kisah Rajak Kaniskha I, Ini Ceritanya

Senin, 13 Maret 2023 | 16:08 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Sejarah Hari Nyepi Bermula dari Kisah Rajak Kaniskha I, Ini Ceritanya


DUGAAN PENISTAAN AGAMA - Hari Raya Nyepi 2023 jatuh pada Rabu, 22 Maret 2023. Nyepi berasal dari kata sepi yang berartu sunyi atau senyap. Sejarah Hari Nyepi pun bermula dari kisah Raja Kaniskha I dari bangsa Saka terpilih di tahun 78 Masehi. 

Di Hari Nyepi ini biasanya umat Hindu melakukan instropeksi diri dengan menyepi selama 24 jam. Setidaknya ada aturan Nyepi, yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak melakukan kegiatan hiburan). 

Lantas, seperti apa sejarah Nyepi? 

Baca Juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat Awal Ramadan pada 22 Maret 2023

Sejarah Hari Nyepi 

Sejarah Nyepi dimulai pada zaman dulu, bangsa-bangsa yang terkenal perkasa.

Sejarah Hari Nyepi dimulai pada zaman dulu, bangsa-bangsa yang terkenal perkasa yakni Saka (Scythia), Pahlava (Parthia), Yueh-chi (China), Yavana (Yunani), dan Malawa (India) sering bertikai. 

Mereka sangat berambisi untuk menaklukan lawan dan menguasai kawasan yang kini terletak di antara Tibet, Asia Tengah, dataran hulu Persia dan hulu Sungai Sindhu, Pegunungan Afghanistan, Pakistan, dataran tinggi Kashmir, Iran Selatan, dan India barat laut. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata, Wajib Anda Kunjungi Saat Long Weekend

Dikutip dari buku "Nyepi Kebangkitan, Toleransi, dan Kerukunan" (2001), oleh Nyoman S. Pendit, mereka memperebutkan daerah-daerah yang sangat subur untuk pertanian, penggembalaan ternak, dan pemukiman. Selama berabad-abad bangsa-bangsa tersebut silih berganti menguasai wilayah-wilayah tersebut. 

Suatu ketika di tahun 248 SM (Sebelum Masehi), bangsa Pahlava unggul dalam peperangan melawan bangsa Yavana dan Saka serta menguasai wilayah yang sangat luas. 

Peperangan antara bangsa Saka dan Pahlava berlangsung sangat lama, berulang kali, silih berganti menang dan kalah. Meski demikian, ada masa-masa ketika mereka berdamai dan kedua bangsa itu dapat membaur. 

Baca Juga: Daftar Tanggal Merah Maret 2023 dan Hari Besar Nasional Serta Internasional

Pertikaian tersebut berakhir setelah Raja Kaniskha I yang berasal dari bangsa Saka berhasil merukunkan suku-suku tersebut.

Pada hari penobatan Maharaja Diraja Kanishka I yang jatuh pada tahun 78 Masehi diresmikan sebagai tanggal satu bulan satu tahun Saka. 

Tanggal tersebut sungguh penting karena merupakan titik awal dibukanya lembaran baru sejarah umat Hindu yang mendambakan perdamaian dan kehidupan yang menghargai toleransi dan kerukunan beragama. 

Baca Juga: Lima Rekomendasi Destinasi Wisata untuk Dinikmati di Hari Kejepit Tahun 2023

Sehingga, tanggal satu bulan satu Saka oleh umat Hindu dirayakan dan diperingati sebagai Tahun Baru yang disebut sebagai Hari Raya Nyepi atau hari yang mengawali Tahun Toleransi dan Kerukunan Beragama. 

Sementara bulan pertama tahun Saka adalah Caitra, yang bertepatan antara bulan Maret hingga April. 

Raja Kaniskha I tidak hanya mengadopsinya kalender Saka sebagai sistem penanggalan kerajaannya, tetapi juga berperan besar dalam penggunaan tahun Saka secara luas.

Baca Juga: Selamat Tahun Baru Imlek 2023, Ini Daftar Kereta Api dengan Harga Tiket Promo Imlek

Cara masyarakat merayakan Nyepi 

Makna hari raya Nyepi sebagai hari kebangkitan, pembaruan, toleransi, kebersamaan, kerukunan, dan kedamaian.

Sementara itu, dirangkum dari Kompas.com (3/3/2022), bagi umat Hindu, makna hari raya Nyepi sebagai hari kebangkitan, pembaruan, toleransi, kebersamaan, kerukunan, dan kedamaian. 

Kemudian, cara masyarakat merayakan Nyepi diantaranya adalah: 

  • Amati Geni, pantangan atau larangan bagi umat Hindu untuk menyalakan api, listrik, cahaya, atau apapun yang bersifat amarah seperti api. 
  • Amati Lelanguan, larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang secara berlebihan saat perayaan Nyepi.
  • Amati Lelungan, larangan untuk bepergian dan diwajibkan untuk berdiam diri di rumah. 
  • Amati Karya, larangan untuk bekerja selama hari raya Nyepi berlangsung selama 24 jam.

Baca Juga: Cuti Bersama Imlek 2023 Potong Jatah Cuti Tahunan, Ini Aturannya

Rangkaian hari raya Nyepi

Dalam pelaksanaan hari raya Nyepi, umat Hindu memiliki beberapa rangkaian acara

Dalam pelaksanaan hari raya Nyepi, umat Hindu memiliki beberapa rangkaian acara, sebagai berikut: 

  • Melasti

Pada upacara Melasti, manusia harus dibersihkan dari segala kotoran fisik maupun pikiran agar sejahtera.

Upacara ini menggunakan arca petima dan barong sebagai simbol pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasta. Petima dan barong kemudian diarak menuju sumber air untuk menerima pembersihan dan air suci kehidupan. 

Baca Juga: Bolehkah Perusahaan Potong Cuti Tahunan untuk Cuti Bersama? Simak Penjelasannya Ini

  • Tawur Kesanga 

Upacara Tawur Kesangan dilaksanakan sehari sebelum hari Nyepi, dengan melakukan persembahan kepada para bhuta berupa caru. 

Caru dipersembahkan agar para bhuta tidak menurunkan sifatnya pada hari raya Nyepi. Upacara ini dimaknai sebagai cara menghilangkan unsur-unsur jahat dari diri manusia.

Baca Juga: Daftar Harga Tiket Masuk Candi Prambahan Tahun 2023, Umat Hindu Bisa Ibadah Rutin

  • Nyepi 

Pada hari Nyepi, seluruh umat Hindu diwajibkan untuk berdiam diri dan mengekang segala hawa nafsunya. Hal ini bertujuan supaya pikiran manusia bisa introspeksi atas segala perbuatan buruknya pada masa yang lalu.

Baca Juga: Umat Hindu Bisa Ibadah Di Candi Prambanan, Cek Harga Tiket Masuk Tahun 2023

  • Ngembak Geni 

Tahap akhir dari perayaan Nyepi adalah Ngembak Geni, yang ditandai dengan aktivitas kembali berjalan normal. Namun, sebelum itu, dilakukan dulu sembahyang dan pemanjatan doa kepada Hyang Widhi untuk kebaikan di tahun yang baru. 

Biasanya, hari Ngembak Geni juga dimanfaatkan umat Hindu untuk mengunjungi sanak saudara untuk saling bertemu dan bermaafan.

Demikian, sejarah Nyepi, cara masyarakat merayakan Nyepi, dan rangkaian perayaan Nyepi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru