Sosok Eddie Marzuki Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia dan Pejuang Budaya

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:26 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Sosok Eddie Marzuki Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia dan Pejuang Budaya

ILUSTRASI. Kerabat berdoa saat melayat almarhum tokoh Pencak Silat Dunia atau dikenal Bapak Pencak Silat Dunia Mayjen TNI (Purn) Eddie Mardjoeki Nalapraya di Padepokan Pencak Silat TMII di Jakarta, Selasa (13/5/2025). Pendiri Persukutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) pada 1980 itu wafat di usia 93 tahun dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.


TOKOH - Mengenang sosok Bapak Pencak Silat Dunia, Eddie Marzuki Nalapraya yang wafat Selasa, 13 Mei 2025. Sosok Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya meruapakan seorang tokoh militer, birokrat, dan budayawan Indonesia.

Bahkan, mendiang Mayjen TNI (Purn)  Eddie Marzuki Nalapraya dikenal luas sebagai Bapak Pencak Silat Dunia.

Dedikasinya dalam mengembangkan dan mempromosikan pencak silat menjadikannya figur sentral dalam menjadikan seni bela diri tradisional Indonesia ini dikenal dan diakui secara global.

Seperti apa perjalanan hingga mendapatkan gelar sebutan tersebut? Simak profil Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Kenegaraan ke Brunei Darussalam, Ini Agendanya

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Presiden melayat almarhum Eddie Mardjoeki Nalapraya

Lahir di Tanjung Priok, Batavia (sekarang Jakarta), Eddie Marzuki Nalapraya adalah anak sulung dari sembilan bersaudara dalam keluarga Betawi. Ayahnya, Mohammad Soetarman, bekerja sebagai montir di pelabuhan Tanjung Priok, sementara ibunya, Marsati, adalah seorang ibu rumah tangga.

Selama masa Revolusi Nasional Indonesia pada tahun 1947, keluarganya pindah ke Tasikmalaya, Jawa Barat, di mana Eddie melanjutkan pendidikan dasar dan menengahnya.

Di sana, ia bergabung dengan Detasemen Garuda Putih dan mulai mengenal pencak silat melalui kakeknya, Haji Buchori, seorang tokoh agama setempat.

Baca Juga: Presiden Prabowo akan Terima Kunjungan Presiden Prancis pada Akhir Bulan Ini

Karier Militer dan Pemerintahan

Melansir dari laman Setkab RI, Mayjen TNI (Purn) Eddie memulai karier militernya pada usia 16 tahun sebagai kurir dalam Detasemen Garuda Putih selama Agresi Militer Belanda I. Ia kemudian meniti karier di TNI Angkatan Darat, mencapai pangkat Mayor Jenderal pada tahun 1984.

Selama dinasnya, ia pernah bertugas sebagai anggota Pasukan Perdamaian PBB di Kongo pada tahun 1960 dan memegang berbagai posisi strategis, termasuk Komandan Kodam V/Jaya dan Asisten Teritorial Hankam.

Selain karier militernya, Eddie juga aktif dalam pemerintahan. Ia menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984–1987, mendampingi Gubernur R. Soeprapto. Setelah pensiun dari militer, Eddie menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung RI dari tahun 1998 hingga 2003.

Baca Juga: Prabowo Bakal Bangun 25.000 Gudang Beras, Pengamat: Lebih Baik Perbaiki yang Lama

Dedikasi terhadap Pencak Silat

Keterlibatan resmi Eddie dalam organisasi pencak silat dimulai pada Desember 1978 ketika ia diminta memimpin cabang Jakarta dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Meskipun awalnya ragu, Eddie Marzuki Nalapraya menerima peran tersebut dan berkomitmen untuk menjadikan IPSI Jakarta sebagai tolok ukur nasional dalam standar teknis dan keunggulan organisasi.

Mendgian Eddie menghadapi tantangan seperti keterbatasan dana, rendahnya minat publik dibandingkan seni bela diri asing, dan ketidakharmonisan di antara perguruan silat lokal. Eddie mengatasi masalah ini dengan mendorong dialog antar guru silat, mengorganisir kejuaraan rutin, dan mempromosikan pencak silat sebagai sarana pembangunan bangsa dan pengembangan karakter.

Keberhasilannya di Jakarta membawanya diangkat sebagai Ketua Harian Pengurus Besar IPSI pada Desember 1979, dan kemudian sebagai Ketua Umum IPSI dari tahun 1981 hingga 2003. Selama kepemimpinannya, pencak silat berhasil dimasukkan sebagai cabang olahraga resmi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) dan SEA Games.

Baca Juga: Jadi Wakil Indonesia pada Konklaf ke-267, Intip Profil Kardinal Ignatius Suharyo

Internasionalisasi Pencak Silat

Salah satu pencapaian terbesar Eddie adalah pendirian Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT) pada Maret 1980, bekerja sama dengan perwakilan dari Singapura, Malaysia, dan Brunei.

Sebagai Ketua Presidium pertama, ia memimpin upaya internasionalisasi pencak silat, menjadikannya dikenal di luar dunia Melayu hingga ke Eropa, Amerika, dan Australia.

Eddie juga menggagas kejuaraan dunia pencak silat, dimulai dengan Prasetya Mulya I di Jakarta pada 1982. Kejuaraan-kejuaraan ini menarik peserta dari berbagai negara dan meningkatkan popularitas serta prestise olahraga ini.

Baca Juga: Fadli Zon Akan Masukkan Pencak Silat ke Kurikulum Sekolah

Pada 2008, ia menggagas kejuaraan pencak silat di Eropa dan mendapat julukan “Bapak Pencak Silat Eropa” di Swiss.

Di bawah kepemimpinannya, PERSILAT dan IPSI bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan kedutaan asing untuk mendirikan komisi pencak silat di berbagai negara, termasuk Australia, Filipina, Thailand, Swiss, Belanda, Belgia, Prancis, Jerman, Amerika Serikat, dan Suriname.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mendukung upaya ini sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.

Baca Juga: Apa Olahraga Terbaik untuk Membakar Lemak Perut? Ini Rekomendasinya

Penghargaan dan Warisan

Atas dedikasinya, Eddie menerima berbagai penghargaan, termasuk Bintang Mahaputera, salah satu tanda kehormatan tertinggi dari negara. Ia juga dianugerahi Guerrilla Star, Bintang Jasa Militer Kelas III, dan berbagai medali kampanye militer.

Penghargaan internasional yang diterimanya antara lain Commander of the Most Noble Order of the Crown of Thailand dan Officer of the Order of Orange-Nassau dari Belanda.

Eddie juga berperan penting dalam pembangunan Padepokan Pencak Silat Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, yang diresmikan pada 1997 oleh Presiden Soeharto. Padepokan ini menjadi pusat pelatihan, kompetisi, dan pertukaran budaya pencak silat.

Pada 2019, pencak silat diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, sebuah pencapaian yang tidak lepas dari perjuangan panjang Eddie dalam mempromosikan seni bela diri ini di kancah internasional.

Wafat dan Penghormatan

Eddie Nalapraya meninggal dunia pada 13 Mei 2025 di usia 93 tahun di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Jenazahnya disemayamkan di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia, terutama komunitas pencak silat. Namun, warisan perjuangannya akan terus hidup dalam setiap jurus yang dipelajari generasi muda di seluruh penjuru dunia.

Demikian informasi menarik seputar perjalanan Eddie Marzuki Nalapraya yang menjadi Bapak Pencak Silat Dunia.

Tonton: Apakah PHK Panasonic Terjadi di Indonesia? Ini Jawaban Kemenperin

Selanjutnya: Cara Daftar Kartu JakMob beserta 15 Golongan Penerima untuk Warga DKI Jakarta

Menarik Dibaca: Cara Menjaga Asam Urat Normal Wanita, Ini Menu Restoran yang Aman Dikonsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti
Terbaru