Hingga akhirnya dia mendapatkan fax resmi dari Indonesia mengenai kondisi Century. "Tiba-tiba saya dikasih tahu kalau Century bermasalah, Century tuh opo saya tidak tahu, lalu dikirimi fax isinya satu-setengah halaman. Tulisannya Bank Century sistemik akan collapse. Saya langsung tanya siapa itu Bank Century dan pemiliknya," jelas dia.
Sri Mulyani pun memutuskan untuk meninggalkan pertemuan G20 yang kala itu tengah berlangsung dan dia menyampaikan masalah Century kepada SBY. Sepulangnya di Indonesia, dia menggali informasi lebih dalam mengenai kolapsnya Bank Century yang kala itu bertepatan dengan perekonomian dunia yang tengah kocar-kacir.
Baca Juga: KPK panggil mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo terkait kasus e-KTP
Sri Mulyani mengungkapkan, saat itu memang berat karena ada gejolak global, namun sejumlah negara mengadopsi blanket guarantee seperti Singapura hingga Australia untuk menghentikan krisis kepercayaan di dunia perbankan. Dalam proses penanganannya, Sri Mulyani pun banyak menyerap infromasi dari bankir dalam negeri, salah satunya Agus Marto.
"Kala itu salah satu solusinya adalah good bank beli bad bank nanti depositonya di ambil. Yang saya tidak kira, saat itu saya kasih assignment, Pak Agus malah nguliahi saya, panjang gitu," ujar dia, "Beliau melihat saya kasihan sebagai menteri keuangan. Dia kemudian kasih tahu ini bank banyak history-nya, in short beliau memberi warning ke saya. This is not about banking problem, tapi ada masalah governance," ujar Sri Mulyani.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani soal Agus Marto, Cari Dirut untuk Sehatkan Bank Mandiri hingga Calon Menkeu"
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Erlangga Djumena
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News