SEPAK BOLA - Pekan lalu, beberapa penggemar Oasis menghadapi kenaikan harga tiket secara signifikan setelah menunggu berjam-jam dalam antrian online untuk tur reuni band tersebut.
Praktik kontroversial ini kini mulai merambah ke dunia sepak bola Eropa elit, dengan klub La Liga, Valencia, yang mengumumkan akan menerapkan sistem harga dinamis untuk pertandingan kandang mereka.
Pengumuman Valencia dan Alasan di Balik Sistem Harga Dinamis
Valencia menyatakan bahwa mereka akan bergabung dengan tren global dalam industri hiburan, acara olahraga, dan pertunjukan dengan menerapkan harga tiket dinamis untuk pertandingan kandang mereka.
Baca Juga: Chelsea Dapat Izin Premier League untuk Penjualan Hotel: Mengatasi Kerugian Finansial
Klub tersebut, dengan dukungan teknologi dari La Liga, menyatakan bahwa tiket akan dijual dengan harga dasar, yang kemudian dapat meningkat seiring berjalannya waktu. Bagi para penggemar yang membeli tiket lebih awal, mereka dijanjikan akan mendapatkan harga terbaik.
Valencia berargumen bahwa sistem ini adalah bentuk keadilan. Menurut mereka, tidak adil jika seseorang yang merencanakan lebih awal harus membayar harga yang sama dengan mereka yang menunggu hingga menit terakhir.
Namun, langkah ini menimbulkan reaksi keras dari para pendukung klub. Kelompok pendukung Libertad VCF menyatakan ketidaksetujuannya secara tegas terhadap kebijakan ini. Mereka melihat sistem ini sebagai spekulasi murni yang hanya didasarkan pada permintaan, tanpa memperhitungkan kenyataan bahwa para penggemar sepak bola bukan sekadar pelanggan biasa.
Penolakan dari Penggemar Sepak Bola
Sistem harga dinamis ini juga memicu kekhawatiran di kalangan penggemar sepak bola di Inggris. Kelompok Football Supporters' Association (FSA) di Inggris dan Wales mengecam langkah tersebut, menyebutnya sebagai upaya untuk mengeksploitasi loyalitas penggemar.
Baca Juga: Victor Osimhen Resmi Gabung Galatasaray dengan Status Pinjaman
FSA memperingatkan bahwa penggemar akan bersatu melawan setiap upaya untuk menaikkan harga secara diam-diam.
Reaksi serupa datang dari Football Supporters Europe (FSE), yang mewakili penggemar di seluruh Eropa. Mereka dengan tegas menolak harga dinamis dalam sepak bola, menyebutnya sebagai bentuk keserakahan yang jelas. Menurut FSE, sistem ini hanya akan memperburuk hubungan antara klub dan pendukung setia mereka.
Di sisi lain, Premier League di Inggris mewajibkan klub untuk mempublikasikan harga tiket pada awal musim, sehingga secara teori mencegah penerapan harga dinamis. Namun, perubahan harga dan kebijakan terkait tiket masih menjadi isu yang sensitif di antara penggemar.
Hampir semua klub Premier League, kecuali satu, menaikkan harga tiket sebelum musim 2024-2025, yang menambah ketidakpuasan di kalangan pendukung.
Baca Juga: 6 Pemain Inggris Masuk Nominasi Ballon d'Or 2024, Messi dan Ronaldo Absen
Pengaruh terhadap Keberlanjutan Finansial Klub
Pendapatan dari penjualan tiket menjadi sangat penting bagi keberlanjutan finansial klub, terutama di tingkat English Football League (EFL), yang mencakup Championship, League One, dan League Two.
Dengan total kehadiran 23 juta penonton dalam semua pertandingan di tiga liga tersebut pada musim 2023-2024, penjualan tiket menjadi sumber pendapatan utama bagi klub-klub ini.
Namun, penerapan sistem harga dinamis di EFL belum dibahas secara resmi, meskipun tekanan untuk menemukan cara baru dalam meningkatkan pendapatan terus meningkat.
Dampak Terhadap Penggemar Setia
Kelompok pendukung Libertad VCF menyoroti dampak negatif harga dinamis terhadap penggemar setia. Mereka berpendapat bahwa sistem ini mengabaikan nilai sejarah dan loyalitas penggemar yang telah mendukung klub sepanjang masa.
Baca Juga: Real Madrid Incar Bintang Manchester City Sebagai Rekrutan Besar untuk Tahun 2025
Menurut mereka, penggemar bukan sekadar pelanggan, tetapi elemen terpenting dari klub, dan perlakuan seperti ini akan mengikis hubungan antara klub dan pendukungnya.
Mereka juga menyoroti bahwa klub tanpa penggemar tidak ada artinya. Meskipun penggemar mungkin tidak terlihat dalam laporan keuangan, tanpa dukungan mereka, klub tidak akan memiliki identitas atau dukungan yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News