Penyusunan Teks Proklamasi
Hingga 16 Agustus 1945, dwitunggal tetap teguh pada pendiriannya. Ahmad Soebardjo kemudian meminta golongan muda membebaskan Soekarno dan Hatta.
Golongan muda bersedia membebaskan Soekarno dan Hatta, dengan syarat kemerdekaan dinyatakan esok harinya. Saat itu juga, rombongan golongan muda dan tua berangkat menuju rumah Laksamana Maeda.
Di rumah inilah teks proklamasi disusun. Dikutip dari laman Sekretariat Negara (Setneg), ruang makan milik Maeda menjadi tempat penyusunan teks proklamasi. Tuan rumah, Laksamana Maeda memilih untuk tidak terlibat dan menunggu di kamarnya.
Penyusunan naskah teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Kalimat pertama teks proklamasi merupakan ide dari Ahmad Soebardjo. Dan kalimat terakhir teks merupakan sumbangan dari Hatta.
Baca Juga: Kisah Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda
Perubahan pada Teks Proklamasi
Segera setelah teks proklamasi disusun, Sayuti Melik mengetik ulang teks tersebut. Ada beberapa perubahan yang dibuat oleh Sayuti Melik saat mengetik teks proklamasi.
Perubahan tersebut:
- Tempoh yang diubah menjadi tempo.
- Wakil-wakil bangsa Indonesia menjadi atas nama bangsa Indonesia.
- Tambahan nama Soekarno-Hatta.
- Djakarta, 17-8-05 menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05.
Teks proklamasi berupa tulisan tangan Soekarno sempat dibiarkan begitu saja. BM Diah yang juga ikut dalam perumusan kemudian mengambil dan menyimpannya.
Pada 1993, BM Diah menyerahkan naskah proklamasi tersebut kepada Presiden Soeharto.
Selanjutnya: Ini beda BLT subsidi gaji tahun 2020 dan 2021, dari syarat hingga dana yang didapat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News