Teman SD Hingga Teman Kuliah di UGM Rame-rame Bela Presiden Joko Widodo Soal Ijazah

Selasa, 18 Oktober 2022 | 06:30 WIB   Reporter: Syamsul Ashar
Teman SD Hingga Teman Kuliah di UGM Rame-rame Bela Presiden Joko Widodo Soal Ijazah


JOKOWI - JAKARTA. Teman-teman sekolah Presiden Joko Widodo seolah-olah dikomando ramai-ramai memberikan dukungan kepada Presiden dalam kasus ijazah sekolah.

Teman sekolah Presiden mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai teman semasa kuliah, semua ikut memberikan pernyataan dan testimoni semasa mereka bersekolah bersama dengan Jokowi.

Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat memamerkan momentum kebersamaan dengan teman-teman semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Momentum kebersamaan itu ia tunjukan saat bertemu dengan teman -teman semasa kuliah tersebut di Yogyakarta Minggu (16/10).

Pamer foto wisuda ini ia lakukan di tengah isu dan gugatan seorang warga yang mempertanyakan keaslian ijazah sarjana Presiden Jokowi dari UGM Yogyakarta.

Presiden juga memamerkan foto dirinya sedang menggunakan pakaian toga saat wisuda sarjana, di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. 

"Saya di antara teman-teman kuliah semasa di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM)," tulis Presiden Joko Widodo di akun media sosial resmi miliknya di Instagramnya.

Pada foto tersebut Presiden tampak berdiri paling pojok sebelah kanan, bersama dengan 14 orang teman semasa kuliah yang sama sama menggunakan baju toga lengkap dengan topinya.

Baca Juga: Momen Presiden Jokowi Bareng Teman Seangkatan Kuliah Tertawakan Isu Ijazah Palsu

Sebanyak tiga orang diantaranya adalah rekan mahasiswinya yang berfoto di barisan depan.

Presiden menyebutkan, rekan-rekan kerjanya itu berasal dari daerah yang berbeda-beda. "Kini kami masing-masing sudah meniti karir sendiri, ada yang masuk Perhutani, ada yang jadi dosen, juga berwiraswasta," tulis Presiden Jokowi.

Seperti kita tahu, Presiden Joko Widodo menemui teman-teman  semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1980. 

Teman-teman kuliah presiden Jokowi memberikan penilaian bahwa Presiden Jokowi sebagai sosok yang mampu merangkul semua kalangan di angkatan. 

Baca Juga: Komentar Teman Kuliah Seangkatan Jokowi di UGM Soal Isu dan Gugatan Ijazah Palsu

Mereka juga menilai Presiden Jokowi mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan pertemanan yang beragam dan tidak membeda-bedakan golongan.

"Kami ini dari berapa kubu, maklumlah dari mahasiswa itu kan ada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ada apa, tapi bisa disatukan. Beliau yang ibaratnya, walaupun beliau bukan pengurus bukan apa, tapi beliau bisa merangkul kami semua," ujar Tommy, usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Kawasan Hotel Ambarukmo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Minggu, 16 Oktober 2022.

Menurut Seweko, teman-teman Presiden Jokowi semasa kuliah di UGM juga tidak menyangka bahwa Jokowi akan menjadi pemimpin Indonesia hingga dua periode. 

Ia menyebut semasa kuliah, teman yang lain, juga sempat mengatakan kepada Presiden bahwa dirinya terlihat seperti pejabat ketika memakai pakaian rapi.

"Suatu saat kami habis praktik manajemen dia bawa map gitu. Kami dulu manggilnya Jok, Jok kamu itu seperti pejabat, Jok.’ Dia (pakaiannya) necis begitu, enggak taunya jadi Presiden,” kata Seweko.

Pertemuan teman-teman kuliah ini juga menjadi sorotan di tengah isu gugatan atas ijazah sarjana milik Presiden Jokowi.

Baca Juga: Polri Tetapkan Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Sebagai Tersangka Ujaran Kebencian

Teman-teman semasa kuliah menilai isu yang berkembang tidak benar. Menurut Seweko, ijazah milik Presiden asli dan sama seperti ijazah lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985 lainnya.

“Itu pasti asli mas, wong kami itu sama-sama kuliah, kami ke kehutanan sama-sama, praktikum sama-sama, wisuda bersama, ijazah aslinya itu sama kita, sama semua. Dekannya siapa, rektornya siapa itu sama,” katanya.

Karena itu Seweko merasa prihatin dengan berkembangnya isu terkait ijazah tersebut di media. 

Baca Juga: Komentar Teman Kuliah Seangkatan Jokowi di UGM Soal Isu dan Gugatan Ijazah Palsu

"Kami prihatin kok ada yang mempersoalkan. Artinya, kalaupun yang mempersoalkan dengan niatnya (mengungkap), ‘saya ada dua saksi,’ lah kami ini 80 kok. Itu loh, tapi kok ada yang percaya,” lanjutnya.

Hal senada diungkapkan Evi Yulia, teman semasa kuliah Presiden Jokowi. Ia menyayangkan berkembangnya isu tersebut di media sosial. 

Menurut Evi, media sosial harusnya dapat digunakan secara bijak dan hati-hati. "Medsos harusnya diarahkan dengan daya pikir, daya nalar yang bagus gitu. Kok tambah enggak karu-karuan,” ujar Evi.

Sebelumnya 11 Oktober 2022 lalu pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melalui Rektor Ova Emilia telah memberikan klarifikasi mengenai keaslian ijazah Presiden Jokowi. 

Menurut Evi, klarifikasi yang diberikan oleh rektor UGM tersebut telah melalui serangkaian koordinasi dan konfirmasi dengan pihak dari Fakultas Kehutanan.

"Itu rektor loh, rektor kan enggak sembarangan bicara pasti akan koordinasi dengan fakultas, sama dekan," imbuh Evi.

Selain teman kuliah Presiden Joko Widodo rame-rame memberikan testimosi keaslian dari ijazah dan pernah kuliah bersama-sama di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM), kini giliran teman-teman Sekolah Dasar (SD) presiden Joko Widodo yang memberikan testimoni kepada pers.

Sala satunya adalah Sunarsih (62), yang juga teman Sekolah Dasar.

Sebagai teman SD, Sunarsih (62) menyatakan kasihan kepada Presiden Joko Widodo beserta orangtua dan saudara-saudaranya atas isu ijazah palsu yang mendera orang nomor satu di Indonesia itu. 

Sebagai teman seangkatan dan sekelas di SDN 111 Tirtoyoso, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, Sunarsih mengungkapkan, perjuangan hidup rekan-rekannya pada zaman tersebut tidaklah mudah. 

"Perjuangan pada saat itu kan kasihan sekali. Orangtua harus memeras pikiran, tenaga, biaya sekolah dan biaya hidup yang enggak sedikit," ujar Sunarsih saat berbincang dengan Kompas.com di kediamannya, bilangan Banjarsari, Surakarta, Jumat (14/2/2022). 

"Sudah perjuangan sekolah bertahun-tahun tiba-tiba diisukan begitu (ijazah palsu). Kasihan orangtuanya, pakde-nya, saudara-saudaranya. Pasti mereka berpikir, anak saya kok kasihan direndahkan, dilecehkan," lanjut dia. 

Diketahui, ayah Jokowi bernama Widjiatno Notomihardjo telah wafat pada tahun 2000 silam. 

Sementara itu, sang ibunda Sudjiatmi juga telah wafat pada tahun 2020. 

Sunarsih melanjutkan, sepanjang ingatannya, Jokowi pada masa SD sempat tinggal bersama paman atau pakde-nya bernama Miyono yang kini juga telah mangkat. 

Pakde Miyono, menurut Sunarsih, turut berkontribusi perihal kelanjutan pendidikan Jokowi pada masa SD. 

Dari potongan kisah ini saja, Sunarsih menganggap bahwa kehidupan Jokowi kecil tidaklah mudah dari sisi ekonomi. 

"Lagipula anak-anak SDN Tirtoyoso kebanyakan dulu itu memang menengah ke bawah semua. Tapi semua disyukuri saja, asal kita kuat, kita sabar, pasti ada jalan yang terbaik pada saat itu," lanjut Sunarsih. 

Di sisi lain, ia sendiri merasa heran mengapa ada orang yang percaya isu bahwa ijazah Jokowi adalah palsu. Sebagai saksi hidup yang menyaksikan sendiri perjalanan Jokowi semasa SD, ia meminta orang untuk mengabaikan kabar tersebut. 

"Kenapa bisa percaya yang begitu ya? Ya mungkin itu orang yang enggak senang (dengan Jokowi) saja," ujar Sunarsih.

Diberitakan sebelumnya, kabar ijazah palsu Jokowi muncul setelah seseorang bernama Bambang Tri Mulyono melayangkan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).

Bambang yang merupakan penulis buku "Jokowi Undercover" menggugat Jokowi ihwal dugaan menggunakan ijazah palsu saat mengikuti Pilpres 2019. 

Tak hanya Jokowi, pihak yang digugat lainnya adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

Gugatan itu terdaftar dalam perkara Nomor 592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst dengan klasifikasi perbuatan melawan hukum (PMH). 

Penggugat meminta agar Jokowi dinyatakan telah membuat keterangan tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu berupa ijazah SD, SMP, dan SMA atas nama Joko Widodo. 

Penggugat juga meminta agar Jokowi dinyatakan melakukan PMH karena menyerahkan dokumen ijazah yang berisi keterangan tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu sebagai kelengkapan syarat pencalonannya sesuai aturan KPU. 

Belakangan, Bambang Tri telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penyebaran ujaran kebencian berdasarkan SARA dan atau penistaan agama. 

Dalam kasus yang sama, polisi juga menetapkan Sugik Nur sebagai tersangka. Penempatan keduanya sebagai tersangka merujuk pada video yang diunggah Sugik Nur di channel Youtube-nya, Gus Nur 13 Official.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teman SD Jokowi: Sekolah Bertahun-tahun Tiba-tiba Diisukan Ijazah Palsu, Kasihan...", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2022/10/17/07585751/teman-sd-jokowi-sekolah-bertahun-tahun-tiba-tiba-diisukan-ijazah-palsu 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar

Terbaru