Tsunami Jepang hambat pasokan komponen otomotif

Kamis, 07 April 2011 | 09:07 WIB Sumber: Harian KONTAN, 7 April 2011
Tsunami Jepang hambat pasokan komponen otomotif

ILUSTRASI. Kapal Coast Guard China-5302 memotong haluan KRI Usman Harun-359 pada jarak 60 yards (sekitar 55 meter) saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu (11/1/2020). D


Bencana Tsunami di Jepang akan mempengaruhi industri otomotif nasional. Pasalnya, beberapa komponen otomotif berasal dari pabrik di Jepang yang diterpa Tsunami, beberapa waktu lalu.

Hal ini dirasakan PT Honda Prospect Motor (HPM). Ada beberapa komponen besutan Honda yang didatangkan dari pabrik yang ternyata sudah porak poranda diterjang gelombang tsunami. Marketing and After Sales Service Director HPM, Jonfis Fandy, mengatakan, beberapa pabrik yang rusak itu merupakan penghasil subkomponen yang biasa ditanam di beberapa produk merek Honda.

Walaupun bukan komponen utama, namun Jonfis tetap khawatir bisa menggangu produksi dalam negeri. Nah, untuk mencegah penurunan produksi mobil di Indonesia, Jonfis mengungkapkan, sudah mengirimkan tim khusus untuk memantau setiap ada informasi terbaru dari kondisi di negeri matahari terbit itu. "Kami terus menunggu informasi dari Jepang," ujarnya.

Sampai saat ini, Honda memang masih belum mengalami kekurangan suku cadang. Karena persediaan suku cadang Honda Indonesia masih aman untuk dua bulan ke depan.

President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Yohannes Nangoi, mengatakan hingga bulan April ini produksi kendaraan mereka masih berjalan normal karena pasokan komponen masih cukup. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah pasokan komponen untuk produksi Mei dan bulan-bulan berikutnya.

Meskipun pabrik di Jepang sudah kembali berproduksi namun pasokan komponen ke Indonesia tetap terancam. Maklum, pabrikan suku cadang di Jepang kini masih mau mengevaluasi pasokan dalam negeri. Karena itu, Yohannes menambahkan, jika pasokan komponen setelah April terhambat maka pilihan satu-satunya yang akan diambil Isuzu adalah mengurangi jumlah produksi.

Nah, pengurangan produksi ini akan berpengaruh terhadap pengurangan shift kerja karyawan. Sebagai contoh, untuk produksi truk saat ini terdiri dari dua shift sehari. Maka jika pasokan tersendat maka akan berubah menjadi satu shift saja. "Ini konsekuensi dari pasokan tersendat," ujar Yohannes.

Toyota juga khawatir dengan tersendatnya pasokan komponen dari Jepang itu. Tetapi, Toyota tidak akan pasrah begitu saja. Chief External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Irwan Priyantoko, mengatakan, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pemasok komponen yang lain.

Namun PT Nissan Motor Indonesia tidak khawatir dengan kondisi di Jepang. Karena, stok komponen untuk Nissan sampai saat ini masih melimpah. "Di Jepang juga belum ada laporan terlambat pasokan komponen suku cadang," ujar Teddy Irawan, Deputi Direktur Nasional Penjualan dan Promosi Nissan Motor. Ia juga akan memantau terus informasi soal pasokan suku cadang karena akan mempengaruhi produksi dan penjualan di dalam negeri.

Begitu juga dengan BMW Indonesia yang mengaku tidak mengalami masalah pasokan suku cadang atau komponen menyusul gempa dan tsunami di Jepang. Walaupun beberapa pemasok komponen mobil BMW berada di Jepang. "Kita masih aman-aman saja," ujar Helena Abidin, Direktur Komunikasi PT BMW Indonesia.

Helena yakin, tsunami di Jepang tidak akan menggangu rencana BMW untuk memasarkan mobil-mobil mewahnya. "Semua masih on the track. Mobil baru akan tetap dirilis tahun ini" ujar Helena.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memang mengkhawatirkan dampak tsunami di Jepang ini. Makanya Gaikindo merilis penurunan target penjualan.

Pada awal tahun target penjualan mencapai 850.000 unit. Akibat tsunami, Gaikindo menurunkan target penjualan menjadi 800.000 unit hingga akhir 2011. Penurunan ini bukan disebabkan oleh daya beli konsumen namun disebabkan oleh penurunan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test
Terbaru