ANTARIKSA - Josua Hutagalung, pria asal Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, menjadi viral. Pangkalnya, ia menemukan batu meteor.
Dikutip dari pemberitaan Kontan.co.id, Kamis (19/11), pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati ini menemukan bongkahan batu meteor beberapa waktu lalu, dan menjadi pemberitaan di beberapa media luar negeri.
Pasalnya, batu yang Josua temukan pada awal Agustus 2020 itu dikabarkan sudah terjual dan dibeli oleh seorang kolektor meteor asal Amerika dengan harga yang fantastis, yaitu 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 26 miliar.
Baca Juga: Kisah Josua yang rumahnya tertimpa batu meteor, laku dijual Rp 200 juta
"Saya tidak tahu, kalau batu itu terjual dengan harga segitu. Karena saya hanya menjual batu sekitar Rp 200 juta lebih. Sekitar segitu. Untuk pastinya, biarlah menjadi rahasia saya," kata Josua kepada Kompas.com, Rabu (18/11/2020).
Josua menceritakan, proses transaksi jual beli batu meteornya itu terjadi sekitar tiga pekan setelah batu itu ditemukan, dan kabar itu viral di berbagai media.
Setelah analisis, meteorit yang Josua temukan diklasifikasikan sebagai CM1/2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia penyusun yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.
Dalam astronomi meteor, terdapat beberapa istilah yakni meteor, meteoroid, dan meteorit. Lantas, apa saja perbedaannya?
Baca Juga: Sejarah! Pesawat NASA mendarat di asteroid Bennu dan ambil sampel asteroid
Pengertian meteor, meteoroid, dan meteorit
Dirangkum dari laman Lapan dan International Astronomical Union, meteoroid adalah batuan kecil atau puing-puing yang ada di Tata Surya.
Untuk bisa disebut sebagai meteoroid, objek itu haruslah terbentuk secara alami dan berukuran sekitar 30 mikrometer sampai 1 meter.
Meteorit yang berukuran lebih kecil dari 1 milimeter disebut mikrometeorit. Mikrometeorit tidak memiliki struktur khas meteorit baru, yaitu bagian interior yang belum berubah oleh pergesekan dengan atmosfer dan kerak fusi berwarna gelap di permukaannya.
Nah, meteoroid ini lah yang bisa bergerak melintasi atmosfer.
Baca Juga: 5 Lapisan atmosfer dan komposisi gas yang ada di atmosfer
Sementara meteor adalah meteoroid yang terbakar saat melewati atmosfer Bumi dan terlihat seperti berkas cahaya melintas di langit malam.
Di Bumi, banyak orang menyebut meteor sebagai "bintang jatuh" karena terlihat seperti cahaya atau garis terang yang berjatuhan dari langit.
Sedangkan meteorit adalah meteoroid yang berhasil melewati atmosfer Bumi atau berhasil selamat dari fase meteor tanpa menguap secara total dan jatuh ke permukaan Bumi.
Selain itu, ada pula istilah hujan meteor. Hujan meteor adalah sekumpulan meteor yang dihasilkan oleh meteoroid-meteoroid dari aliran meteoroid yang sama.
Selanjutnya: Mengenal atmosfer, pelindung Bumi yang memilki banyak fungsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News