FILM - Film besutan Anggy Umbara, Warkop DKI Reborn Part 2 mendapat jumlah perbincangan terbanyak di media sosial Indonesia. Film ini sejak tanggal pemutarannya menembus angka 3 juta penonton.
Perusahaan media intelijen berbasis di Australia, Isentia melakukan riset sejak 1 Agustus hingga 22 September 2017 dan menemukan data bahwa Warkop DKI Reborn mendapat jumlah percakapan pembicaraan di media sosial mencapai 4.753 buzz dibandingkan film-film Hollywood lain seperti Renegades, Kingsman: The Golden Circle, Detroit, dan American Assassin.
Perbincangan netizen tentang Warkop DKI Reborn Part 2 yang tertangkap Insentia adalah mayoritas tentang premier pemutaran film dan Falcon Pictures sebagai produser film.
“Kalau dari word cloud yang kami tangkap melalui sistem, topik tentang film ini lebih banyak dibicarakan tentang produsernya serta pemutaran perdananya. Selain itu ada juga tentang Tora Sudiro sebagai salah satu aktor yang ikut bermain di film ini. Tora memang memiliki fans loyal tersendiri sehingga wajar apabila dia banyak dibicarakan di film ini, ” ungkap Luciana Budiman General Country Manager Isentia Jakarta dalam keterangan tertulis, Senin (25/9).
Luciana mengatakan antusiasme netizen Indonesia membicarakan sekuel film Warop DKI Reborn ini tentu tidak lepas dari ikatan emosional yang kuat dari penggemar grup lawak kondang generasi 80-an yang ingin memperkenalkan kepada anak-anak mereka. Ditambah dengan bintang-bintang yang tidak asing bagi generasi milenial yang ikut bermain di film tersebut.
“Tidak bisa dipungkiri, trio Dono, Kasino dan Indro masih memiliki kharisma di kalangan pecinta film tanah air, khususnya film-film komedi. Mereka adalah legenda yang bahkan film- film lamanya masih sering diputar di berbagai stasiun televisi. Tidak heran kalau versi terbarunya, sekalipun diperankan oleh aktor yang berbeda, tetap menjadi perbincangan hangat bagi penggemar mereka,” tutur Luciana.
Hal senada juga dikemukakan oleh pengamat sekaligus praktisi perfilman Nauval Yazid. Menurutnya, ketika film lokal ramai dibicarakan di media sosial, itu berarti tim promosi dan publisitas rilis film tersebut sukses dalam merencanakan kampanye promosi mereka.
“Faktor lokalitas, seperti bahasa, kedekatan tema, dan pemeran-pemeran yang familiar, juga mendukung dan menambah ramainya film lokal dibicarakan di media sosial dibanding film asing,” katanya.
Menurut Nauval, penonton film yang datang ke bioskop adalah mereka yang mempunyai akses ke internet dan punya kemampuan melek internet yang cukup tinggi. Artinya, mau tidak mau promosi film lokal harus menjangkau dan menarik perhatian warganet dan harus berani bersaing dengan jutaan arus informasi lain yang masuk ke perhatian target audiens ini setiap menitnya.
“Di sinilah tantangan mempromosikan film lokal, yaitu harus siap bersaing dengan konten apapun, dari manapun. Kalau akhirnya sebuah film lokal ramai dibicarakan di media sosial, berarti strategi kampanye mereka terbukti efektif dan berhasil,” imbuhnya.
Danielisa Putriadita
Warkop DKI Reborn Part 2 Kalahkan Film Hollywood dalam Perbincangan Media Sosial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News