BURSA EFEK / BURSA SAHAM - JAKARTA. Pasar saham global melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir pada pekan ini. Ini menjadi indikator bahwa harga saham sudah kemahalan dan siap untuk koreksi.
Kondisi pasar seperti ini juga kerap disamakan dengan pasar favorit investor kawakan Warren Buffett. Biasanya Buffett menunggu saham ini koreksi baru kemudian masuk.
Bila menghitung kapitalisasi pasar saham gabungan dengan PDB global, maka indeks saham saat ini lebih mahal 121% pada akhir pekan lalu. Data Bloomberg menunjukkan bahwa pasar saham saat ini merupakan yang tertinggi sejak 2007.
Karena itu, analis pasar Welt Holger Zschaepitz menandai saat ini merupakan tonggak sejarah yang mengkhawatirkan dalam tweetnya.
Baca Juga: Cara Warren Buffett membangun kekayaannya yang kini mencapai Rp 1.233 triliun
"Indikator Buffett membunyikan alarm," katanya.
"Batas mkt saham global sekarang telah mencapai 120% dari PDB global, dan dengan demikian level yang sama seperti sebelum kehancuran pada tahun 2008," ujarnya seperti dilansir Businessinsider, Senin (11/1).
Buffett mengumandangkan indikator tersebut dalam sebuah artikel Fortune pada tahun 2001. Investor miliarder dan CEO Berkshire Hathaway menggambarkannya sebagai "mungkin ukuran tunggal terbaik tentang di mana penilaian berdiri pada saat tertentu."
Baca Juga: Kesamaan ini yang membuat Bill Gates, Elon Musk, dan Warren Buffett jadi miliarder
Ini "seharusnya menjadi sinyal peringatan yang sangat kuat" ketika meteran itu melonjak ke rekor tertinggi tak lama sebelum kehancuran saham-saham dot-com," tambahnya.
Namun, alat ukur tersebut jauh dari sempurna. Misalnya, ini membandingkan penilaian saham saat ini dengan PDB kuartal terakhir, dan ada variasi yang signifikan dalam kualitas dan frekuensi data PDB di berbagai negara.
Selain itu, pandemi virus korona telah memicu pembatasan ekonomi yang meluas yang secara artifisial menekan PDB dalam beberapa bulan terakhir.
Saham juga mendapat manfaat dari upaya stimulus luar biasa oleh pemerintah yang berusaha menopang ekonomi mereka saat menghadapi krisis saat ini.
Selanjutnya: Alasan Bos Amazon, Jeff Bezos, selalu berpikir tiga tahun ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News