Bagaimana nasib Liga Inggris pasca Brexit?

Sabtu, 01 Februari 2020 | 21:03 WIB   Reporter: Lamgiat Siringoringo
Bagaimana nasib Liga Inggris pasca Brexit?

ILUSTRASI. Sepak Bola - Liga Premier - Liverpool v Manchester United - Anfield, Liverpool, Inggris - 19 Januari 2020 Liverpool Mohamed Salah merayakan gol kedua mereka dengan Virgil van Dijk


FA mau mengurangi jumlah pemain non homegrown dari awalnya maksimal 17 menjadi cuma 13 dari total 25 pemain di satu klub. Sisanya berarti harus berstatus pemain homegrown.

Pemain homegrown adalah pemain lokal yang usianya 21 tahun atau lebih yang telah menghabiskan tiga musim di satu negara saat pemain tersebut berusia 16-21 tahun.

Aturan FA itu tentu saja menginginkan klub Liga Inggris banyak memakai pemain lulusan akademi negara itu sendiri. Makanya maksimal pemain non homegrown akan dikurangi.

Baca Juga: Helmy Yahya ungkap alasan TVRI tak siarkan Liga Indonesia, jawabannya mengejutkan

FA meyakini sistem ini bisa meningkatkan jam terbang pemain asal Inggris di klub dan otomatis menaikkan prestasi tim nasional di kompetisi internasional seperti World Club atau Euro Cup.

Inggris yang mengklaim sebagai rumah nya sepakbola memang sudah lama haus gelar internasional sejak terakhir juara Piala Dunia tahun 1966.

Namun langkah FA itu tak bisa berjalan mulus. Pengelola Liga Inggris (Premier League) langsung menolak aturan membatasi jumlah pemain asing.

Seperti diberitakan Daily Mail, pengelola liga Inggris menyatakan tak ada relasi antara jumlah pemain asal Inggris yang bermain di klub dengan prestasi timnas.

Pengelola malahan khawatir aturan ini bakal menurunkan prestasi klub lokal di kompetisi Eropa seperti Liga Champions. Pengelola bilang Liga Inggris hingga kini menjadi liga terbaik di dunia. Aturan FA itu bakalan menurunkan status liga Inggris.

Baca Juga: Dewas TVRI: Siaran Liga Inggris yang dibeli Helmy Yahya tak sesuai jati diri bangsa

Klub Inggris beberapa tahun ini memang sedang berjaya di dunia. Catatan Forbes menunjukkan kalau ada enam tim liga Inggris yang mendapatkan status klub paling berharga di dunia.

Di kancah Eropa, Liverpool musim lalu menjuarai Liga Champions. Musim lalu juga di Europa League, Chelsea dan Arsenal bersua di final hingga akhirnya Chelsea juara.

Namun ada benarnya juga FA, karena banyak klub Liga Inggris ini memang banyak mengandalkan pemain asing di kompetisi. Misalnya seperti klub Manchester City acap kali sama sekali tak memakai pemain Inggris di lapangan.

Walau tak ada bukti empirik dominasi pemain asing di klub dengan prestasi timnas seperti yang dikeluhkan pengelola liga.

Editor: Noverius Laoli

Terbaru