CLOSE [X]

Brighton Jor-joran Belanja Pemain, Anggaran £200 Juta Sudah Dikeluarkan

Jumat, 30 Agustus 2024 | 16:08 WIB Sumber: Telegraph
Brighton Jor-joran Belanja Pemain, Anggaran £200 Juta Sudah Dikeluarkan

ILUSTRASI. Belanja Besar-Besaran Brighton, Transformasi Klub dari Penjual Menjadi Pembeli


SEPAK BOLA - Brighton & Hove Albion melakukan belanja besar-besaran di musim panas 2024, dengan mengarungi pasar transfer di seluruh Eropa untuk mendapatkan pemain dari berbagai liga, mulai dari Premiership Skotlandia hingga Super Lig Turki.

Klub ini menginvestasikan hampir £200 juta untuk mendatangkan pemain dari delapan kebangsaan berbeda dan delapan liga berbeda, yang semuanya bersatu di pesisir selatan Inggris.

Langkah ini sangat mencolok bagi Brighton, klub yang selama beberapa musim terakhir lebih dikenal sebagai penjual pemain daripada pembeli.

Dalam tiga musim panas terakhir, Brighton menggunakan jendela transfer untuk menghasilkan keuntungan besar dari penjualan pemain. Namun, tahun ini, mereka memutuskan untuk mengubah strategi dengan berinvestasi besar-besaran dalam belanja pemain.

Baca Juga: Leicester City Datangkan Gelandang 20 Tahun dengan Harga £21 Juta

Rekor Transfer yang Luar Biasa

Sebagai bukti keberanian Brighton dalam pasar transfer, enam dari tujuh pemain termahal dalam sejarah klub datang pada jendela transfer kali ini. Pemain-pemain seperti Georginio Rutter, Yankuba Minteh, Mats Wieffer, Brajan Gruda, Ferdi Kadıoğlu, dan Matt O'Riley, semuanya didatangkan dengan biaya lebih dari £25 juta.

Pengeluaran ini dibiayai oleh penjualan pemain yang telah dilakukan Brighton dalam beberapa musim terakhir. Analisis oleh Telegraph Sport menunjukkan bahwa Brighton meraih keuntungan sekitar £175 juta dari perdagangan pemain dalam tiga tahun terakhir.

Penjualan tersebut mencakup pemain seperti Ben White (£50 juta ke Arsenal), Marc Cucurella (£60 juta ke Chelsea), Alexis Mac Allister (£35 juta ke Liverpool), dan Moisés Caicedo (£115 juta ke Chelsea).

Mengapa Sekarang?

Pertanyaan yang menarik adalah bukan bagaimana Brighton bisa mengeluarkan dana sebesar itu, melainkan mengapa mereka memilih untuk melakukannya sekarang. Jawabannya terletak pada strategi jangka panjang yang telah direncanakan oleh eksekutif klub selama beberapa waktu.

Baca Juga: Gosip Jumat: Arsenal Pertimbangkan Rekrut Penyerang Chelsea Raheem Sterling

Salah satu alasan utama adalah karena banyak klub lain di Premier League yang saat ini berhati-hati dalam belanja pemain, terutama karena aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) yang mulai diberlakukan.

Sementara klub lain membatasi pengeluaran, Brighton tidak menghadapi kendala yang sama. Uang yang telah mereka kumpulkan dari penjualan pemain sebelumnya memberi mereka kebebasan untuk bergerak agresif di pasar transfer ketika banyak klub lain harus lebih berhati-hati.

Manfaatkan Pasar yang Sepi

Keuntungan dari situasi ini terlihat dalam transfer Yankuba Minteh, yang didatangkan dari Newcastle United seharga £33 juta. Newcastle sedang berusaha menyeimbangkan keuangan mereka karena kekhawatiran terhadap PSR, sehingga Brighton bisa bergerak cepat dan memanfaatkan kesempatan ini.

Kurangnya transfer besar antar klub Premier League juga menguntungkan Brighton. Misalnya, hingga saat ini, hanya satu klub Inggris yang membayar lebih dari £60 juta untuk seorang pemain di jendela transfer kali ini, yaitu Dominic Solanke yang pindah dari Bournemouth ke Tottenham Hotspur. Tahun lalu, ada enam transfer dengan nilai lebih dari £60 juta.

Dengan sedikitnya transfer besar tersebut, aliran uang yang biasa terjadi di Premier League juga berkurang. Hal ini memungkinkan Brighton untuk bertindak lebih agresif, sementara klub lain harus lebih pasif.

Baca Juga: Napoli Datangkan Lukaku dari Chelsea dengan Mahar £30 Juta

Tantangan bagi Tim dan Pelatih

Meski sukses dalam mendatangkan pemain, ini bukan berarti musim panas ini mudah bagi para pengambil keputusan di Brighton.

Direktur teknis David Weir dan asisten direktur teknis Mike Cave harus menangani banyak negosiasi dan kesepakatan, terlebih setelah kepergian kepala rekrutmen Sam Jewell ke Chelsea pada Februari lalu. Mereka juga harus menyesuaikan diri dengan pelatih kepala baru, Fabian Hürzeler, yang menggantikan Roberto De Zerbi.

Bagi Hürzeler, kedatangan pemain-pemain baru ini memberikan kualitas dan kedalaman skuad. Namun, aktivitas transfer ini juga membawa tantangan signifikan, karena para pemain baru harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan berintegrasi dengan rekan-rekan setim mereka.

Mereka semua direkrut karena memiliki sifat dan nilai yang sesuai dengan Brighton, namun tetap memerlukan manajemen yang hati-hati.

Hürzeler menekankan pentingnya memahami latar belakang budaya para pemain untuk mengelola mereka dengan baik. Misalnya, cara mengkritik seorang pemain sangat berbeda antara budaya Jepang, seperti Kaoru Mitoma, dan budaya Gambia, seperti Yankuba Minteh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Survei KG Media
Terbaru