INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Pulau Dewata tak pernah surut dari perhatian wisatawan. Akan selalu ada pagelaran seru yang dilaksanakan. Seperti Jatiluwih Festival 2018 yang akan digelar di Jatiluwih, Tabanan, Bali, pada 14 September-15 September mendatang.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi mengatakan, Jatiluwih Festival 2018 menyajikan beragam kekayaan yang dimiliki Tabanan. Ada parade live music, seni pertunjukan, seni rupa, kuliner, hingga beragam produk dan komoditas.
"Konten-konten terbaik sudah disiapkan Jatiluwih Festival untuk memberi sensasi berbeda," kata Ricky, dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Selasa (11/8).
Mengangkat tema besar 'maTha: Subak', konsep ini memiliki makna harmoni manusia, alam, dan Tuhan. Konsep ini mengatur nilai-nilai dari tujuh dimensi. Ada pengembangan identitas dengan output pelestarian budaya, lalu dikuatkan dengan dimensi ekonomi dalam konsep pariwisata. Terdapat juga dimensi sosial budaya, kualitas hidup, lingkungan hingga spiritual.
"Ada banyak esensi dari Jatiluwih Festival. Sebab, festival ini menawarkan berbagai kreativitas. Ada seni budaya tradisional, kontemporer, hingga kombinasi keduanya. Yang jelas, ada banyak pengalaman baru yang akan diberikan bagi pengunjungnya," ujarnya.
Festival yang didukung penuh oleh Kempar ini memang menyajikan beragam hiburan. Total ada lima sub event yang sudah disiapkan yakni musik, pertunjukan, seni rupa, kuliner, hingga display beragam produk dan komoditas. Panggung besar bahkan sudah disiapkan Jatiluwih Festival.
Panggung ini pun menyajikan musik tradisional, world music, jazz, hingga folk Surya Sewana. Khusus folk Surya Sewana, agenda ini akan menampilkan musisi top seperti Indra Lesmana dan Dewa Budjana. Ada juga Koko Harsoe, Ito Kurdhi+Abad 21, Yuri Mahatma, juga Gustu Brahmantya. Tak ketinggalan ada Balawan, Kevin, Sandy Winarta, Robi Navicula, dan masih banyak lagi.
Untuk seni pertunjukan, akan ditampilkan tari tradisional dan kontemporer Tebo Aumbara. Ada juga Mepantigan Art, Jasmine Okubo, Okokan, Tebuk Lesung, Gong+Tari, Arja, Joged Bumbung, dan Rindik. Komposisi seni rupa memajang lukisan, patung, dan seni instalasi. Seni instalasi terdiri dari bambu dan materi lokal lainnya. Karya Eko Prawoto dan Bagus Bagonk.
Kawasan Jatiluwih ini memang destinasi menjanjikan. Sepanjang 2018, destinasi ini dikunjungi 239.707 wisatawan. Rinciannya, 228.165 orang merupakan wisman lalu 11.542 orang berstatus wisnus. Padahal, pada 2017 wilayah ini dikunjungi 150.751 wisatawan. Porsi wisman mencapai 127.850 orang dan sisanya 22.901 orang adalah wisnus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News