Gaet kaum milenial, nomadic tourism jadi solusi pariwisata Indonesia

Senin, 10 September 2018 | 12:34 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Gaet kaum milenial, nomadic tourism jadi solusi pariwisata Indonesia

ILUSTRASI. Menteri Pariwisata Arief Yahya


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan nomadic tourism sebagai Solusi Sementara Sebagai Solusi Selamanya (5S) dalam mengembangkan pariwisata.

Nomadic tourism merupakan strategi Kempar untuk merebut wisman yang tahun ini ditargetkan 17 juta wisman dan 20 juta wisman pada 2019. 

Menurut Arief, nomadic tourism sebagai solusi dalam mengatasi keterbatasan unsur 3 A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) khususnya untuk sarana amenitas atau akomodasi yang sifatnya bisa dipindah-pindah dan bentuknya bermacam-macam seperti glamp camp, home pod, dan caravan.

“Target Kempar adalah membangun 100 pasar digital di 34 provinsi dan 10 nomadic tourism (glamp camp, home pod, dan caravan) di destinasi unggulan,” kata Arief dalam keterangan resminya Senin (10/9). 

Saat ini jumlah backpacker yang kebanyakan adalah generasi milennial di seluruh dunia mencapai 39,7 juta orang. Peluang inilah yang ingin ditangkap Kempar dengan menyediakan akomodasi nomadic tourism ini.

“Tidak mungkin membangun berbagai destinasi yang begitu banyak di Indonesia jika menggunakan konsep yang lama, seperti Nusa Dua yang membutuhkan waktu 20 tahun,” kata Arief dalam keterangan resminya Senin (10/9).

Arief Yahya juga membandingkan konsep Nomadic Tourism dengan Telkomsel. “Telkomsel mengembangkan pre-paid, yang dulu saya desain sebagai solusi sementara. Sekarang justru menjadi solusi selamanya, 98% pelanggan Telkom itu pre-paid service,” ujar Arief.

Menurut Arief, nomadic tourism sangat customer-centric sehingga harus mengetahui positioningnya, yaitu dengan memilih market millenials. “Marketnya adalah para millennials. Anak-anak muda mobile, digital dan interaktif. Mereka membutuhkan pengakuan, esteem needs, terutama melalui media sosial,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi
Terbaru