Ini rahasia pola hidup sehat penduduk paling panjang umur di dunia

Jumat, 04 Oktober 2019 | 15:55 WIB Sumber: Kompas.com
Ini rahasia pola hidup sehat penduduk paling panjang umur di dunia


KESEHATAN - JAKARTA. Tahukah kamu bahwa ada lima daerah di lima negara yang pola makannya diklaim sebagai pola makan paling sehat di dunia? 

Hal itu diungkapkan oleh Co-founder and Managing Director Burgreens, Helga Angelina, dalam paparannya di acara diskusi bertema perubahan iklim di Pusat Kebudayaan Italia di Jakarta, Kamis (3/10/2019). 

Baca Juga: Tujuh makanan ini bisa membantu seseorang berhenti merokok

Daerah dengan penduduk yang sehat tersebut dikenal dengan istilah blue zones. Orang-orang di daerah tersebut memiliki usia yang lebih panjang dan berkualitas. 

Lima daerah tersebut adalah Okinawa (Jepang), Ikarta (Yunani), Sardinia (Italia), Nikoya (Kosta Rika), dan Loma Linda (California). "Disebut 10% dari populasinya umurnya 100 tahun ke atas. Di usia 60 tahun masih bisa punya anak, sampai 100 tahun ke atas masih ke ladang." 

"Jadi bukan 100 tahun sakit-sakitan. Tapi 100 tahun secara aktif masuk ke ladang, hidup dengan cicit-cicitnya dan menjalani pola hidup aktif," kata Helga. 

Rupanya, gaya hidup dan pola makan penduduk di daerah-daerah tersebut memiliki kesamaan. Mereka rutin mengkonsumsi kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran terutama sayuran berdaun hijau, karbohidrat kompleks, serta sedikit ikan. 

Baca Juga: Orang Asia mengalami sakit jantung di usia yang lebih muda

Ikan diambil secukupnya menggunakan jaring atau pancing untuk dikonsumsi sendiri. Pola makan yang sehat untuk manusia juga merupakan pola makan yang sehat untuk bumi. Artinya, meninggalkan jejak karbon paling minim. 

Menurut data riset Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), seorang pecinta daging akan menghasilkan 3,3 CO2 per 2.600 kilo kalori dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sementara seorang pelaku vegan hanya menghasilkan 1,5 CO2 per jumlah kalori yang sama. 

Namun, kita tak mesti 100% mengurangi konsumsi daging untuk memberi dampak. Cobalah mengurangi daging semampu kita. "Jadi bukan perkara 100% atau tidak. Lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk bumi yang lebih baik," tuturnya. 

Baca Juga: Catat, ini sembilan makanan dan minuman penangkal stres

Pola makan hidup sehat dari blue zones 

Jika ingin memiliki usia panjang seperti penduduk di daerah blue zones atau sekadar ingin memiliki hidup yang sehat, ada beberapa hal yang bisa diterapkan: 

1. Mengubah pola makan menjadi lebih berbasis nabati dan mengurangi produk hewani. "Hitungan sustainability-nya, idealnya kita harus 95% plant-based," kata Helga. 

2. Konsumsi whole food atau pangan alami dan minim proses. Sebab, proses-proses yang dilakukan untuk membuat makanan banyak mengeluarkan gas CO2. 

3. Mengganti protein dari daging ke opsi yang lebih sehat. Misalnya, legum. 

Baca Juga: Tujuh makanan ini diyakini mampu membantu turunkan kolesterol

4. Mengurangi minyak (mengganti dengan minyak kelapa). "Tapi jangan gunakan coconut oil dengan jumlah yang sama karena sama saja tidak sustainable. Lahan kita juga tidak cukup, tetap akan terjadi pembukaan lahan," ucapnya. 

5. Jika masih mengkonsumsi produk hewani, pastikan sumbernya dari peternakan berkelanjutan. 

6. Sebisa mungkin gunakan sumber-sumber makanan lokal karena pesawat merupakan faktor keempat penyumbang CO2 ke bumi. 

7. Sebisa mungkin organik. 

Baca Juga: Bolehkah ibu hamil mengonsumsi telur setengah matang?

8. Minim pembuangan (low waste). Sebisa mungkin, gunakan semua bahan masakan yang kita beli. Ketika membeli selada, misalnya, cobalah untuk tidak lagi membuang batangnya karena bagian tersebut ternyata paling kaya akan kalsium. 

"Jadi cobalah kreatif dalam membuat metode dan resep masak. Di dapur sebisa mungkin pakai bahan semaksimal mungkin," kata Helga. 

Selain itu, minim pembuangan juga bisa dilakukan dengan menggunakan home composting untuk mengurangi 80% sampah kita. (Nabilla Tashandra)


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Dia, Pola Hidup Sehat Penduduk Paling Panjang Umur di Dunia", 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli

Terbaru