Komunitas Card to Post

Minggu, 14 April 2013 | 08:15 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Komunitas Card to Post

ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,77% ke 6.632,30 pada Senin (8/11). IHSG ditopang saham-saham big cap yang menguat.


Terakhir kali kapan Anda berkirim kartu pos?, atau mungkin justru belum pernah sama sekali. Pamor kartu pos jika dibandingkan media sosial lainnya bisa dibilang kalah bersaing. 

Orang pun semakin jarang melakukan aktivitas semacam berkirim surat atau pun kartu pos. Orang pun memilih menggunakan teknologi komunikasi yang jauh lebih canggih dan tentunya praktis. Entah itu melalui sambungan telepon, fasilitas pesan singkat pendek, blackberry messenger, Facebook, nyanyian di Twitter dan seabrek lainnya.

Meski demikian, moment ketika menerima kartu pos dari tukang pos memberikan kesan tersendiri. Itulah yang dirasakan oleh Palupi Tamara, Lighting Designer dari perusahaan konsultan lighting kenamaan asal Singapura.

Semasa bangku sekolah, Palupi sangat akrab berkirim-kirim kartu pos atau pun surat. Dirinya pun jatuh cinta dengan kegiatan saling berkirim ini. "Ada kecintaan menerima surat, kartu pos, atau lainnya dari tukang pos. Pokoknya ada hal yang berbeda," katanya. 

Sifat yang dirasa lebih personal itu yang lantas mendorong Palupi untuk mempertahankan hobinya. Terlebih ada sebuah komunitas yang mengajak kepada siapa saja untuk saling membuat dan berkirim kartu pos serta menyampaikan pesannya "Card to Post."

Sudah satu tahun ini Palupi bergabung dengan komunitas Card to Post. Setidaknya sudah lebih 20 kartu pos yang sudah ia kirim ke handai taulan. Hasilnya, ia pun kebanjiran balasan kartu pos. "Saya paling jauh menerima kartu pos dari Maldive," katanya. 

Uniknya, kartu pos yang ia kirim merupakan buah karyanya sendiri. Di waktu lengan, Palupi asyik menyalurkan kreativitasnya membuat kartu pos. Bahan-bahan membuat kartu pos pun didapat dengan mudah, pokoknya tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. "Kartu pos dibuat dari sisa karton, kumpulan majalah terus paling prangko Rp 2.500," ujarnya.

Senada dengan Maria Renny, Project Officer salah satu konsultan infrastruktur ini mengungkapkan dalam membuat kartu pos cukup mencetak foto hasil jepretannya. Tidak heran jika Renny senang kalau mengirimkan kartu pos seusai dirinya melakukan traveling atau berlibur. "Saya tinggal cetak foto, lalu saya kirim ke temen-temen saya. Ini bisa kapan pun saya lakukan," ujarnya. 

Hampir saban bulan dirinya menyempatkan untuk mengirimkan kartu pos. Tak kurang lebih dari 30 kartu pos. Paling jauh, dirinya mengirimkan kartu pos sampai ke negeri uwak sam. "Tapi saya belum menerima balasannya, padahal sudah berharap. Kata teman saya sudah dikirim mungkin tersangkut," ucapnya. 

1000 Kartu pos untuk Presiden

Sebenarnya komunitas Card to Post ini secara resmi berdiri pada 17 November 2012 lalu. Sampai saat ini tidak kurang jumlah anggota yang bergabung mencapai 1.500 anggota. 

Putri Fitria salah satu penggagas komunitas ini menyebutkan animo orang untuk bergabung cukup besar baik dari kalangan anak sekolah sampai kalangan profesional. Sejumlah kegiatan pun rutin dijalankan untuk lebih memperkenalkan komunitas ini. "Ajang pameran komunitas kami turut serta," kata penulis lepas ini.    

Card to Post pun kini sedang menyiapkan gawe besar yakni 1000 Kartu Pos untuk Presiden. Rencananya komunitas ini akan menggelar pameran yang menampilkan karya-karya kartu pos dari seluruh negeri bahkan luar negeri. 

Pameran akan berlangsung pada 9 September 2013, bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke 64. "Siapa saja boleh menuliskan beragam pesan baik kritik, candaan, pujian, dukungan, hingga curhat yang ditujukan ke Presiden," ucapnya. 

Namun Putri belum bisa menyebutkan tempat pelaksanaannya. Kemungkinan pelaksanaan pameran berlangsung di Jakarta atau Yogyakarta. Selain Kartu Pos untuk Presiden, proyek paling gres dari komunitas ini yakni Kartu Pos untuk Kota. 

Mengangkat isu-isu perkotaan khususnya trotoar melalui kartu pos. Putri menyebutkan trotoar sebagai fasilitas publik sering kali tidak memadai untuk pejalan kaki. "Terutama untuk orang-orang difabel," katanya. 

Rencananya kartu pos yang terkumpul akan diikutsertakan dalam pameran WEX ARCHITECTURE UGM 2012 di Benteng Vredebrurg pada 24 sampai 26 Mei mendatang. Berminat? silakan saja bergabung melalui www.cardtopost.com

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.
Terbaru