MALAYSIA - KUALA LUMPUR. Malaysia menjadi salah satu tujuan wisatawan termasuk pelancong asal Indonesia. Ibu Kotanya, Kuala Lumpur, merupakan salah satu destinasi utama negeri jiran.
Soalnya, di Kuala Lumpur terdapat berbagai tempat wisata menarik. Sebut saja, Petronas Tower, Pavilion KL, Kawasan Bukit Bintang, dan Petaling Street.
Sama seperti tempat-tempat wisata lainnya di Asia Tenggara, ada banyak ragam penipuan yang warga lokal lakukan terhadap para wisatawan asing. Melansir Travel Savvy, salah satu modus penipuan yang sering terjadi adalah sopir taksi yang mengemudi jauh.
Baca Juga: Mabuk udara bikin perjalanan terganggu? Yuk, cegah dengan cara ini
Taksi memang kendaraan umum yang paling praktis. Wisatawan hanya tinggal bilang ingin diantar ke mana, lalu sopir taksi pun akan membawa ke tempat tujuan.
Meski praktis, wisatawan harus pintar-pintar memilih taksi dan bernegoisasi. Jika ingin lebih aman dari penipuan, alternatif lainnya adalah dengan menggunakan taksi online, seperti Grab atau Uber.
Modus penipuan lainnya adalah penjual yang mematok harga makanan lebih mahal untuk turis asing. Menikmati jajanan kaki lima di Malaysia merupakan hal yang menyenangkan.
Baca Juga: Liburan ke Seoul, jangan lewatkan lima tempat ini
Di negeri jiran, ada banyak kuliner yang wajib pelancong coba, misalnya, nasi kandar, nasi lemak, dan nasi kerabu. Makanan-makanan tersebut biasanya tersaji dengan gaya prasmanan, sehingga tidak ada label harga yang pasti.
Inilah yang membuat beberapa oknum penjual mengerek harga makanan untuk wisatawan mancanegara. Untuk menyiasati hal itu, sebaiknya wisatawan bertanya terlebih dahulu harga atau memilih rumahmakan yang memiliki daftar menu sekaligus harganya.
Lalu, ada juga modus penipuan yang pengemis dan anak-anak jalanan lakukan. Praktik semacam ini seringkali terjadi di tempat-tempat wisata terbuka, seperti Jalan Alor, pusat kuliner indoor dan outdoor yang paling terkenal di Kuala Lumpur.
Baca Juga: Lima alat make up yang harus dibawa saat travelling
Menikmati ragam kuliner di Jalan Alor memang lebih enak dengan suasana indoor. Tapi, terkadang ada anak-anak yang menjual pernak-pernik atau pengemis yang menghampiri.
Meskipun skenarionya memilukan, anak-anak dan pengemis ini sering kali menjadi bagian dari kelompok yang terogranisir. Nantinya, uang yang mereka dapat harus disetorkan kepada atasannya.
Tetap waspada, biar liburan tak berubah jadi petaka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News