Mengenal Indonesia Convention Exhibition, gedung MICE terbesar di Indonesia

Selasa, 08 Desember 2020 | 15:08 WIB   Reporter: Noverius Laoli
 Mengenal Indonesia Convention Exhibition, gedung MICE terbesar di Indonesia

ILUSTRASI. Suasana Pameran GIIAS 2018: Suasana di Internastional Convention Center tempat berlangsungnya Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 berlangsung,


WISATA -  JAKARTA. Indonesia Convention Exhibition (ICE) merupakan kompleks pameran dan konvensi terbesar di Indonesia. Menempati lahan seluas 220.000 m2 tempat ini didesain secara komprehensif sebagai tempat MICE (meeting, incentive, conference, dan exhibition) oleh arsitek dan firma desain yang biasa membangun arena pameran dan konvensi kelas dunia.

Bukan hanya menjadi gedung MICE terbesar di Tanah Air tetapi juga terbesar Asia Tenggara, bahkan termasuk yang terbesar di Asia bersanding bersama Shanghai New International Expo Centre di Shanghai, Tiongkok (199.741 m2), Singapore Expo Convention Center (100.335 m2), dan IMPACT Exhibition and Convention Center di Nonthaburi, Thailand (140.283 m2).

Gedung ICE dibangun dua perusahaan terkemuka Indonesia, yaitu Kompas Gramedia (Medialand) dan Sinarmas Land (BSD) serta diresmikan pada 4 Agustus 2015 oleh Presiden Joko Widodo.

Mengutip siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Selasa (8/12), gedung ini berlokasi di jantung kota Tangerang, tepatnya di kawasan pengembangan kelas atas Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan, ICE menjadi salah satu motor yang menggairahkan industri MICE Indonesia. BSD City sendiri dikelola PT BSD, bagian dari Sinar Mas Group yang berkolaborasi dengan berbagai perusahaan besar bidang hiburan, akomodasi, ritel, keuangan, dan pendidikan. BSD kini menjadi kota satelit dengan wajah modern di wilayah Tangerang Selatan yang merupakan kawasan industri dan manufaktur terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Dyandra Media International (DYAN) optimalkan kinerja di kuartal IV-2020

Sebagai pusat konvensi dan pameran terbesar di Indonesia, ICE mampu menampung ruang pertemuan dari yang terkecil untuk 20 orang hingga yang terbesar 10.000 orang. ICE memiliki sepuluh ruangan dengan luas total 50.000 m2; ruang konvensi seluas 4.000 m2; 33 ruang rapat berbagai ukuran; area outdoor seluas 50.000 meter persegi; dan area selasar seluas 12.000 m2.

Atap ruang gedung ICE sangat nyaman untuk acara dengan beragam skala. Partisi antarhall gedung dapat dibuka guna menciptakan area pameran yang luas. Untuk acara yang masif seperti pameran otomotif ada 10 hall yang tersedia dan terkoneksi dengan area konvensi. Gedung ICE juga merespon pemanfaatan teknologi menggunakan sistem Gigabit Passive Optical Network yang terintegrasi dengan sistem AV, internet, paging system, dan CCTV.

Gedung ICE menghadirkan sentuhan tradisional Jawa melalui ikon-ikon wayang di tiap lantainya. Total empat lantai, yakni Lower Ground (LG), Ground Floor (GF), Mezzanine Floor (M), dan First Level. Area LG terdiri dari Kalimaya Room, sebuah ruangan seluas sampai 126 meter persegi yang dapat mengakomodasi 70 orang dan biasanya digunakan untuk ruang kelas, teater, dan konfigurasi resepsi.

Ada pula VIP Lounge, Ruang Medis, dan Pusat Bisnis. Setelah itu, di area GF terdapat Nusantara Hall yang menjadi pusat ICE dan dilengkapi fasilitas standar internasional serta terintegrasi dengan area ekshibisi melalui area prafungsi dan pintu antarkoneksi.

Baca Juga: Menko Airlangga sebut pandemi corona jadi momentum transformasi perekonomian nasional

Gedung ICE juga ramah lingkungan dengan memaksimalkan penetrasi cahaya natural sehingga dapat mengurangi penggunaan lampu. Selain itu, rerimbunan pohon menghiasi kawasan gedung ini menjadikan sirkulasi oksigen nyaman bagi pengunjung. Gedung ini juga memanfaatkan lampu penerang LED berenergi rendah serta memiliki sistem pengolahan sampah serta daur ulang air yang digunakan kembali untuk menyiram taman dan suplai air toilet.

Dengan praktik tersebut pada 2017 ICE menerima penghargaan World Gold Winner dari FIABCI atau federasi real estate internasional dalam kategori Purpose to Build. Salah satu faktor penilaiannya adalah desain yang tepat dengan penggunaan serta pemakaian freon yang ramah lingkungan.

Editor: Noverius Laoli

Terbaru