Nofrisel, berkat tersesat di dunia logistik

Sabtu, 11 November 2017 | 17:00 WIB   Reporter: Elisabeth Adventa
Nofrisel, berkat tersesat di dunia logistik


Tamat dari Sekolah Menengah Atas (SMA) di Padang, Nofrisel melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Keuangan Perbankan dan Pembangunan (KBP) di kota yang sama. Ia berhasil lulus pada tahun 1989.

Setelah itu, ia langsung diterima bekerja di PT Pos Indonesia (Persero) pada tahun 1990. Di PT Pos inilah, Nofrisel mengawali karier sekaligus menimba banyak pengalaman dan ilmu di dunia logistik. Kala itu, Nofrisel langsung bekerja di PT Pos pusat yang ada di Kota Bandung.

Ia memulai kariernya dari bawah sebagai staf biasa. Karena ketekunan bekerja dan terus belajar, jenjang kariernya pun terus berkembang. Ia kemudian menduduki jabatan setara manajer sampai menjadi memegang jabatan terakhir Kepala SBU Pos Logistik hanya dalam waktu 17 tahun.

Selama bekerja di PT Pos Indonesia, Nofrisel mendapatkan kesempatan untuk berkuliah lagi di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1994. Ia mengambil jurusan Magister Manajemen, bidang studi Manajemen Pemasaran dan lulus 1996.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi yakni S3 jurusan Manajemen Strategik di Universitas Indonesia (UI). Selama kuliah ia masih bisa membagi waktu dengan pekerjaan. Namun begitu ia mengaku sempat mengalami kesulitan saat menyelesaikan tesis di UGM. Pasalnya, untuk penulisan dan penelitian di tugas akhir tidaklah mudah dan menyita banyak waktu dan perhatian.

Hal serupa dialami Nofrisel ketika sudah memasuki tugas akhir membuat disertasi doktoral di UI. Bahkan dia sempat mengambil cuti kerja agar bisa fokus pada kuliah dan menyelesaikan disertasi. Namun tetap saja ia tak kunjung bisa menyelesaikan disertasinya, ketika cuti telah usai. Karena itu ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di PT Pos pada tahun 2007.

Selain karena ingin menyelesaikan disertasinya, alasan Nofrisel keluar dari PT Pos adalah karena merasa kariernya terlalu cepat menanjak. "Jadi banyak teman seangkatan saya yang saya tinggalkan. Saya putuskan untuk fokus kuliah lagi, terangnya.

Nasib memang tak bisa diterka, baru sebulan keluar dari PT Pos, pria kelahiran Bukit Tinggi, 3 Oktober tahun 1964 ini dihubungi oleh salah satu direksi PT Berdikari (Persero) agar mau bergabung. Awalnya Nofrisel menolak, dengan alasan fokus pada disertasi. Namun, pihak direksi Berdikari memberikan solusi bagi keberlanjutan disertasinya, asal Nofrisel mau bergabung dengan mereka.

Jeda antara saya resign dari PT Pos ke Berdikari itu hanya sebulan. Direksi Berdikari di awal berjanji tidak akan menghalang-halangi saya kalau soal kuliah. Jadi ya sudah, saya mau bergabung. Dan karena itu, saya bisa menyelesaikan kuliah sampai S3, ujarnya.

 

Nofrisel bergabung di PT Berdikari selama 4 tahun lebih, mulai tahun 2007 2011, dengan jabatan terakhir sebagai Senior Vice President. Di sela-sela kesibukan kerja di PT Berdikari, pria yang gemar berorganisasi ini juga berhasil menyelesaikan sekolah doktoralnya UI pada tahun 2009.

Berdikari itu punya kesan tersendiri bagi saya. Karena kerja di sana, saya bisa punya kesempatan menyelesaikan kuliah S3. Dan cita-cita saya waktu kecil kesampaian, bisa lulus dari UGM dan UI, kenangnya sambil tertawa.

Pada tahun 2011, Nofrisel memutuskan keluar dari PT Berdikari dan bergabung dengan PT Jalur Nugraha Eka Kurir (JNE) Logistic sebagai Managing Director. Menurutnya selama di JNE ia mendapat banyak pengalaman yang menambah khazanah pengetahuannya soal dunia logistik. Apalagi sistem kerja di JNE juga sangat dinamis. Di sini, ia juga belajar begitu pentingnya menghargai karyawan.

Nofrisel akhirnya harus mengakhiri kariernya di JNE Logistic pada tahun 2014. Pasalnya, Kementerian BUMN menelepon dan memintanya untuk berkontribusi dan bergabung dengan PT BGR. Ya karena saya diharapkan bisa bergabung dan berkontribusi untuk memajukan BGR, tidak ada salahnya saya terima tawaran tersebut, ungkapnya.

Kuncinya SDM dan IT

Berdasarkan pengalaman 27 tahun terjun di sektor logistik, membuat Nofrisel merumuskan dua kunci utama suksesnya bisnis logistik, yaitu people dalam hal ini Sumber Daya Manusia (SDM) dan Information Technology (IT). Ia menjelaskan, pengelolaan SDM yang tepat bisa membuat mereka menjadi kreatif dan inovatif. Kreativitas SDM ini tentunya perlu didukung oleh kemajuan teknologi, salah satunya teknologi informasi.

Baginya, kemajuan sebuah perusahaan logistik terletak pada kualitas IT dan SDM. Menurutnya, dalam perusahaan logistik, SDM bukan sekedar orang yang memiliki kompetensi yang tinggi, tapi juga orang yang bisa bekerja dalam team work. Ia bilang, perusahaan-perusahaan logistik yang sukses sebenarnya adalah perusahaan yang sukses membina SDM karyawannya. Khususnya bagaimana menciptakan SDM yang kreatif yang dipadukan oleh teknologi informasi.

Editor: Dupla Kartini

Terbaru