SDM jadi tantangan mengembangkan pariwisata Danau Toba

Sabtu, 24 Agustus 2019 | 06:00 WIB   Reporter: Agustinus Respati, Ratih Waseso, SS. Kurniawan
SDM jadi tantangan mengembangkan pariwisata Danau Toba


Senada, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengatakan, masyarakat belum seluruhnya menjadi tuan rumah yang ramah dan profesional. Untuk mengatasi masalah ini, ia mengusulkan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Sipoholon berubah status menjadi universitas negeri umum.

Selain SDM bisa maju lantaran ada jurusan pariwisata, orang datang ke Danau Toba bukan hanya untuk jalan-jalan juga buat kuliah. "Ini akan dorong wisatawan domestik. Karena, enggak ada daerah muncul langsung jadi destinasi mancanegara, lokal dulu pasti," sebut dia kepada Tim KONTAN Jelajah Ekonomi Pariwisata 2019.

Baca Juga: Menjadi petani dan produsen kopi Lintong semalam di Nagasaribu

Edward Tigor Siahaan, Pemilik Piltik Coffee dan Piltik Homestay, mengakui, pariwisata Danau Toba belum siap menjamu tamu asing. "Kami orang lokal masih perlu waktu untuk belajar, beradaptasi, meningkatkan standar kebersihan, kerapihan, cita rasa, bahasa Inggris, dan menjadi tuan rumah yang ramah profesional," tegasnya.

Jadi untuk jangka pendek, Tigor menyarankan, sebaiknya promosi diarahkan kepada Batak diaspora. Baru setelah itu, naik ke tingkat Asia, Eropa, dan lainnya.

Menurut Tigor, saat ini populasi orang Batak sekitar 10 juta orang yang tersebar di berbagai tempat di nusantara dan dunia. Hanya sekitar 20% yang menetap di kawasan Danau Toba.

Ke-8 juta orang Batak perantau itu secara ekonomi pada umumnya sudah baik, memiliki daya beli yg tinggi. "Mereka punya hubungan emosional kepada tanah leluhurnya," kata dia yang berbisnis kedai kopi dan penginapan di daerah Siborongborong, Tapanuli Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru