Sejarah Pulau Run, pulau di Maluku yang ditukar dengan Manhattan di New York

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 12:45 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Sejarah Pulau Run, pulau di Maluku yang ditukar dengan Manhattan di New York


 

Pulau Run yang ditukar dengan Manhattan di New York  

Gedung tertinggi di New York di Manhattan. Pulau Run adalah pulau yang ditukar dengan Manhattan di New York

Setelah penduduk di sekitar dijadikan budak, VOC memonopoli perdagangan rempah. Namun, keberhasilan Inggris menguasai salah satu pulau di Banda bernama Pulau Run pada 1616 menjadi penghalang VOC memonopoli perdagangan rempah. 

Pulau Run adalah pulau dengan panjang 3,2 kilometer dan lebar 1 kilometer. Di sinilah Inggris membuat koloni pertama dan membentuk English East India Company sekaligus mencanangkan kolonialisme Inggris.

English East India Company hanya mampu mempertahankan Pulau Run dari serangan Belanda selama empat tahun. Meski demikian, Inggris tidak serta-merta melepaskan pulau tersebut.

Pada 1664, sebagai aksi balas dendam, empat kapal fregat Inggris dikirim melintasi Samudra Atlantik untuk merebut wilayah yang disebut Belanda sebagai New Amsterdam. Kemudian, wilayah berpenduduk 2.000 orang di ujung selatan Pulau Manhattan itu dapat direbut dengan cepat.

Baca Juga: Nasi briyani khas Timur Tengah, sajian daging kambing untuk Idul Adha istimewa

Lalu, pada 1677, kedua negara menggelar kesepakatan melalui Perjanjian Breda. Dikutip dari Kompas.id, pasal 3 Perjanjian Breda memutuskan Pulau Run yang sebelumnya dikuasai Inggris tetapi sedang diduduki Belanda menjadi milik Belanda. 

Sementara Pulau Manhattan di New York, Amerika Serikat, yang merupakan koloni Belanda tetapi tengah digenggam Inggris, resmi sebagai hak Inggris. 

Namun, perjalanan waktu membuat nasib kedua pulau berbeda. Manhattan, yang dulunya hanya pos dagang bulu binatang menjelma menjadi salah satu kota paling maju di dunia. 

Pulau Manhattan menjadi pusat ekonomi global yang berada di jantung New York City. Sementara Pulau Run kini menjadi terpencil lantaran kemunduran perdagangan pala dan anjloknya harga sejak abad ke-18. 

Selanjutnya: ​Sejarah dan awal mula orang Jawa di Suriname

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru