Keunikan dari Pilot Project ini adalah menggunakan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. "Terkoordinasi artinya, bukan hanya melibatkan Kementerian Pariwisata saja, namun juga kementerian terkait lainnya, agar pembangunan pariwisata dapat terintegrasi dan tidak parsial," terang Menpar.
Menurut Menpar Arief Yahya, ada delapan kementerian/lembaga terkait yang terlibat dalam pilot project ini. Salah satunya Kementerian Komunikasi dan Informasi yang akan melakukan pembuatan konten promosi homestay.
Keberhasilan utama destinasi wisata dapat dilihat dari Homestay dan Tourist Guide yang juga harus didukung dengan infrastruktur memadai. Karena itu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan menyediakan antara lain pembangunan Homestay dan Gazebo Desa Wisata serta Penerangan Jalan Umum yang bisa menggunakan dana desa.
Selanjutnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menyediakan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dan Program Integrated Tourism Master Plan terkait infrasturktur dasar.
Kementerian Komunikasi dan Informasi selanjutnya juga akan menyiapkan, antara lain, intermediasi dengan provider telekomunikasi dan membantu intermediasi pelaku start-up pariwisata.
Kemudian Kementerian Koperasi dan UKM yang antara lain melakukan pelatihan kewirausahaan melalui gerakan kewirausahaan nasional (GKN) serta pelatihan dan uji kompetensi melalui SKKNI Bidang Pariwisata.
Lebih lanjut Menpar menjelaskan, berwirausaha tentunya akan membutuhkan modal. Untuk itu Kemenko Perekonomian akan melakukan dukungan pembiayaan untuk pengusaha homestay dan tourist guide dengan skema khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pariwisata melalui bank-bank penyalur, yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News