UEFA larang Manchester City ikut kompetisi liga Eropa dua musim

Sabtu, 15 Februari 2020 | 08:31 WIB Sumber: Reuters
UEFA larang Manchester City ikut kompetisi liga Eropa dua musim

ILUSTRASI. Langgar aturan Financial Fair Play, UEFA larang Manchester City ikut kompetisi liga Eropa dua musim ke depan


BISNIS KLUB SEPAKBOLA - MANCHESTER. Kabar buruk bagi fans berat juara Liga Inggris Manchester City. Badan Sepakbola Eropa (UEFA) melarang klub berjuluk The Cirizen tersebut ikut kompetisi Eropa selama dua musim ke depan.

Bukan itu saja, City juga dikenai denda 30 juta euro (US$ 32,53 juta) oleh UEFA setelah hasil investigasi menemukan adanya pelanggaran Financial Fair Play (FFP) oleh klub kaya raya Inggris tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (15/2), UEFA dalam sebuah pernyataan menyebut City telah melakukan "pelanggaran serius" terhadap peraturan FFP.

Baca Juga: Legenda sepak bola Brasil Pele depresi karena kondisi kesehatannya yang memburuk

City langsung merespons dengan cepat mengatakan di situs web mereka. City menyatakan akan mengajukan banding atas keputusan UEFA tersebut ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) yang berpusat di Lausanne.

Putusan UEFA itu jika ditegakkan, berarti anak asuh Pep Guardiola tidak akan berlaga di Liga Champions 2020-2021 jika mereka kembali lolos ke kompetisi klub top Eropa. City juga akan dilarang dari kompetisi Eropa di musim 2021-2022.

Tidak bertanding di Liga Champions Eropa akan berdampak signifikan pada pendapatan klub serta prestise mereka.

Aturan FFP UEFA dirancang untuk mencegah klub menerima jumlah uang yang tidak terbatas melalui penawaran sponsor yang meningkat dengan organisasi yang terkait dengan pemilik.

The Adjudicatory Chamber of UEFA’s Club Financial Control Body (CFCB) mengatakan, City telah melanggar aturan dengan "melebih-lebihkan pendapatan sponsornya di akunnya dan dalam informasi yang diserahkan ke UEFA antara 2012 dan 2016". CFCB juga menyebut City tidak kooperatif untuk bekerja sama dalam penyelidikan.

Tetapi City, yang telah membantah melakukan kesalahan, mengatakan dalam sebuah tanggapan bahwa mereka akan menentang keputusan tersebut.

“Sederhananya, ini adalah kasus yang diprakarsai oleh UEFA, dituntut oleh UEFA dan diadili oleh UEFA. Dengan proses prasangka ini yang sekarang berakhir, City akan melakukan penilaian yang tidak memihak secepat mungkin dan oleh karena itu, dalam contoh pertama, akan memulai proses dengan Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga pada kesempatan paling awal,” demikian pernyataan City.

Baca Juga: Pep Guardiola akhirnya menyerah kejar Liverpool dalam perebutan juara liga Inggris

City kecewa dengan keputusan UEFA tapi tidak terkejut dengan keputusan itu.

“Pada bulan Desember 2018, Ketua Penyelidik UEFA di depan umum meninjau hasil dan sanksi yang dia maksudkan untuk dikirim ke Manchester City, sebelum penyelidikan dimulai," sebut City.

Menurut City, proses UEFA berikutnya yang cacat dan bocor berarti bahwa ada sedikit keraguan dalam hasil yang akan mereka berikan. "Klub telah secara resmi mengadu ke badan disiplin UEFA".

Baca Juga: Bagaimana nasib Liga Inggris pasca Brexit?

City saat ini berada di urutan kedua di Liga Premier dan tengah bersiap menghadapi Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions musim ini.

UEFA telah membuka penyelidikan ke City pada Maret 2019 setelah publikasi media Jerman Der Spiegel menuduh bahwa pemilik klub Abu Dhabi telah menggelembungkan perjanjian sponsor untuk memenuhi persyaratan FFP.

The Abu Dhabi United Group, kendaraan investasi yang dimiliki Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan sang pemilik mayoritas City Football Group, dengan kepemilikan sekitar 77%.

Selain City, City Football Group juga memiliki atau memiliki sebagian saham New York City FC, Melbourne City FC, Yokohama F. Marinos di Jepang, Club Atletico Torque di Uruguay, Girona FC di Spanyol dan Sichuan Jiuniu FC di China.

Baca Juga: Satgas Antimafia Bola Jilid III sudah mulai aktif bekerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Khomarul Hidayat
Terbaru