WISATA - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya devisa sektor pariwisata mampu menyumbang US$ 20 miliar pada 2019. Adapun per Juli 2018, berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata, sektor pariwisata telah menyumbang devisa US$ 9 miliar
Arief Yahya, Menteri Pariwisata menyebutkan pihaknya optimistis target tersebut tercapai. Lantaran pada bulan Juli saja sektor tersebut menyumbang devisa US$ 1,5 miliar.
"Kalau kami bisa mempertahankan US$ 1,5 miliar sampai enam bulan kedepan, maka totalnya menjadi US$ 16,5 miliar atau 97% dari target di 2018 sebesar US$ 17 miliar," paparnya, Selasa (26/9).
Untuk mendukung target tersebut, pada periode 2019 - 2024, dibutuhkan investasi sektor pariwisata yaitu 120.000 kamar hotel, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, dan 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan melibatkan peran serta dunia usaha, serta program pembangunan 100.000 homestay dengan melibatkan UKM pariwisata. Pengembangan itu sendiri membutuhkan dana Rp 500 triliun.
Adapun dana tersebut dibagi kembali menjadi dua yaitu investasi pariwisata dan pengembangan pariwisata dengan nilai masing-masing Rp 205 triliun dan Rp 295 triliun. "Untuk investasi pariwisata dari pemerintah dalam bentuk infrastruktur penunjang pariwisata sebesar Rp 170 triliun dari investasi dan investasi swasta sebesar Rp 35 triliun," papar Arief.
Sedangkan untuk pembiayaan dari pemerintah melalui lembaga keuangan seperti PT SMI, PT SMF, LPEI, PT PII, PINA, dan LPDB diharapkan sebesar Rp 10 triliun dan swasta melalui lembaga keuangan bank Rp 230 triliun, lembaga keuangan non bank Rp 10 triliun dan pasar modal Rp 45 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News