W.R. Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya yang berawal dari kado sebuah biola

Senin, 16 Agustus 2021 | 18:20 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
W.R. Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya yang berawal dari kado sebuah biola


PROFIL - Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh musisi bernama Wage Rudolf Soepratman atau yang lebih sering dipanggil W.R. Supratman. 

Dirangkum dari laman Museum Sumpah Pemuda Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, W.R. Supratman lahir pada Jumat Wage tanggal 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Walaupun lahir di Somongari, W.R. Supratman tidak tinggal di desa tersebut. Ayah W.R. Supratman yang merupakan tentara KNIL, Sersan Jumeno Senen mencatatkan kelahiran anaknya di Jatinegara.

Kemudian, W.R. Supratman memulai pendidikan di Frobelschool (sekolah taman kanak-kanak) Jakarta pada 1907, saat usianya 4 tahun. 

Setelah tinggal bersama kakaknya Ny. Rukiyem di Makasar, W.R. Supratman melanjutkan pendidikannya di Tweede Inlandscheschool (Sekolah Angka Dua) dan menyelesaikan pada tahun 1917. 

Di 1919,  W.R. Supratman lulus ujian Klein Ambtenaar Examen (KAE, ujian untuk calon pegawai rendahan). Setelah lulus KAE, Wage melanjutkan pendidikan ke Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru). 

Baca Juga: ​Tugu Pahlawan, monumen bersejarah pertempuran di Surabaya 10 November 1945

Karier musik W.R. Supratman dan lahirnya lagu Indonesia Raya 

Karier bermusik W.R. Supratman dimulai ketika dia mendapatkan kado sebuah biola saat berulang tahun ke-17 dari kakak iparnya W.M. Van Eldick. Kemudian, W.R. Supratman bersama kakak iparnya tersebut mendirikan grup jazz bernama Black And White.

Kepandaian W.R. Supratman dalam bermusik dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan. Salah satunya adalah lagu Indonesia Raya yang ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Republik Indonesia. 

Selain itu, W.R. Supratman juga pernah berkarier di bidang jurnalistik dengan menjadi wartawan pada surat kabar Kaoem Moeda pada 1924. 

Setahun kemudian, ia pindah ke Jakarta dan menjadi wartawan surat kabar Sin Po. Sejak saat itu ia rajin menghadiri rapat organisasi pemuda dan partai politik yang di Gedung Pertemuan di Batavia. Di situlah W.R Supratman berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan.

Dalam pelaksanaan kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928, WR Supratman ikut terlibat. 

Baca Juga: W.R. Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan saat Sumpah Pemuda

Untuk pertamakalinya W.R. Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya diiringi gesekan biolanya di depan seluruh peserta kongres sebelum dibacakannya Putusan Kongres Pemuda yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Namun, setelah itu W.R. Supratman dimata-matai oleh polisi Belanda dikarenakan kata “Merdeka, Merdeka” pada lirik lagu Indonesia Raya. Sehingga, pada 1930, Pemerintah Hindia Belanda melarang rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan umum.

Tahun 1933-1937, ia berpindah-pindah tempat dari Jakarta ke Cimahi, lalu ke Pemalang. Hingga pada April 1937, dia dibawa oleh kakaknya Ny. Rukiyem Supratiyah ke Surabaya dalam keadaan sakit. 

Tanggal 7 Agustus 1938, W.R. Supratman ditangkap Belanda di studio Radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep) di Jalan Embong Malang Surabaya.

Penyebabnya, lagunya yang berjudul Matahari Terbit dinyanyikan pandu-pandu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) di radio tersebut dan dianggap wujud simpati terhadap Kekaisaran Jepang. 

Sempat ditahan, WR Supratman kemudian dilepas setelah Belanda tidak dapat menemukan bukti-bukti bahwa dirinya bersimpati kepada Jepang.

Kondisi kesehatannya pun semakin menurun, pada 17 Agustus 1938 (Rabu Wage) W.R. Soepratman meninggal dunia di Jalan Mangga No. 21 Tambak Sari Surabaya karena gangguan jantung yang dideritanya. 

W.R Supratman dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan Jalan Tambak Segaran Wetan Surabaya.

Selanjutnya: Begini cara mengurus surat pindah datang untuk pindah domisili dan ganti KK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru